Pengantar: Memahami Kekuatan Afiksasi dalam Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia, sebagai salah satu bahasa yang dinamis dan kaya, memiliki berbagai mekanisme untuk membentuk kata-kata baru, memperluas makna, dan menyesuaikan fungsi gramatikal sebuah kata. Salah satu mekanisme yang paling fundamental dan produktif adalah afiksasi. Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks (imbuhan) pada kata dasar untuk membentuk kata turunan atau kata berimbuhan.
Sejak bangku sekolah dasar, kita telah mengenal konsep awalan (prefiks), akhiran (sufiks), sisipan (infiks), dan gabungan awalan-akhiran (konfiks). Namun, pemahaman mendalam tentang bagaimana afiks bekerja, makna apa yang mereka bawa, dan bagaimana mereka berinteraksi dengan kata dasar sering kali hanya disentuh permukaannya. Artikel ini akan membawa Anda menelusuri seluk-beluk afiksasi dalam Bahasa Indonesia, dari pengertian dasar hingga variasi makna yang kompleks, termasuk peran afiks pinjaman dari bahasa asing.
Memahami afiksasi bukan sekadar menghafal daftar imbuhan. Lebih dari itu, ia adalah kunci untuk menguasai tata bahasa, memperkaya kosakata, dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efektif dan ekspresif. Setiap afiks membawa muatan makna gramatikal dan leksikal yang unik, mampu mengubah kata benda menjadi kata kerja, kata sifat menjadi kata keterangan, atau bahkan membentuk konsep-konsep abstrak dari bentuk dasar yang konkret. Mari kita selami dunia afiksasi yang memukau ini.
Dasar-dasar Morfologi dan Afiks
Sebelum kita menyelam lebih jauh ke dalam jenis-jenis afiks, ada baiknya kita memahami dulu kerangka dasar morfologi, cabang ilmu linguistik yang mempelajari struktur kata dan pembentukan kata.
Morfem: Unit Terkecil Bermakna
Dalam linguistik, morfem adalah unit terkecil dari bahasa yang memiliki makna gramatikal atau leksikal. Kata-kata terbentuk dari satu atau lebih morfem. Morfem dibagi menjadi dua kategori utama:
- Morfem Bebas (Kata Dasar/Akar Kata): Morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai kata dan memiliki makna leksikal yang jelas. Contoh:
rumah
,makan
,cantik
,baca
. - Morfem Terikat (Afiks): Morfem yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata dan harus digabungkan dengan morfem bebas atau morfem terikat lainnya untuk membentuk kata. Afiks inilah yang menjadi fokus utama kita. Contoh:
me-
,-kan
,ber-
,-an
.
Afiksasi adalah proses menggabungkan morfem terikat (afiks) dengan morfem bebas (kata dasar) untuk menghasilkan kata-kata baru dengan makna atau fungsi gramatikal yang berbeda. Perhatikan contoh berikut:
baca
(morfem bebas)Afiks:
me-
(morfem terikat)Kata Turunan:
membaca
(gabungan morfem bebas dan terikat)
Dari satu kata dasar, afiksasi memungkinkan kita untuk membentuk banyak variasi kata, seperti membaca
, dibaca
, terbaca
, pembaca
, bacaan
, membacakan
, pembacaan
, dan lain sebagainya, yang masing-masing memiliki makna dan fungsi yang spesifik.
Jenis-jenis Afiks dalam Bahasa Indonesia
Secara umum, afiks dapat diklasifikasikan berdasarkan posisinya relatif terhadap kata dasar. Dalam Bahasa Indonesia, kita mengenal beberapa jenis afiks:
- Prefiks (Awalan): Imbuhan yang dilekatkan di awal kata dasar. Contoh:
me-
,ber-
,di-
. - Sufiks (Akhiran): Imbuhan yang dilekatkan di akhir kata dasar. Contoh:
-kan
,-i
,-an
. - Infiks (Sisipan): Imbuhan yang disisipkan di tengah kata dasar. Infiks di Bahasa Indonesia kurang produktif dibandingkan prefiks dan sufiks. Contoh:
-el-
,-em-
,-er-
. - Konfiks (Gabungan Awalan-Akhiran): Dua imbuhan (awalan dan akhiran) yang melekat secara bersamaan pada satu kata dasar dan membentuk satu kesatuan makna. Penghilangan salah satunya akan mengubah makna atau membuat kata tidak gramatikal. Contoh:
ke-an
,pe-an
.
Prefiks (Awalan) dalam Bahasa Indonesia
Awalan adalah imbuhan yang paling sering kita jumpai dan memiliki peran yang sangat signifikan dalam pembentukan kata kerja, kata benda, dan kata sifat.
1. Prefiks me-
(dan alomorfnya: men-
, mem-
, meng-
, meny-
, menge-
)
Prefiks me-
adalah awalan yang sangat produktif dalam Bahasa Indonesia, umumnya membentuk kata kerja transitif (membutuhkan objek) atau intransitif. Bentuknya akan berubah (beralomorf) tergantung pada huruf awal kata dasar yang mengikutinya. Variasi ini dikenal sebagai proses morfonemik, yang akan kita bahas lebih lanjut di bagian lain.
me-
: pada kata dasar yang diawali hurufl, m, n, r, w, y
dan vokal.me-
+lihat
→ melihat (melakukan tindakan melihat)
me-
+masak
→ memasak (melakukan tindakan memasak)
me-
+nyanyi
→ menyanyi (melakukan tindakan menyanyi)
me-
+rasa
→ merasa (melakukan tindakan merasakan)
me-
+warna
→ mewarnai (memberi warna)
me-
+yakini
→ meyakini (mempercayai)
me-
+ambil
→ mengambil (melakukan tindakan mengambil)men-
: pada kata dasar yang diawali hurufd, t
. Huruft
luluh.me-
+dapat
→ mendapat (memperoleh)
me-
+tulis
→ menulis (melakukan tindakan menulis)mem-
: pada kata dasar yang diawali hurufb, p, f, v
. Hurufp
luluh.me-
+bawa
→ membawa (melakukan tindakan membawa)
me-
+pukul
→ memukul (melakukan tindakan memukul)
me-
+fitnah
→ memfitnah (melakukan tindakan memfitnah)meng-
: pada kata dasar yang diawali hurufk, g, h
, dan vokal. Hurufk
luluh.me-
+kirim
→ mengirim (melakukan tindakan mengirim)
me-
+gali
→ menggali (melakukan tindakan menggali)
me-
+hitung
→ menghitung (melakukan tindakan menghitung)
me-
+ajar
→ mengajar (memberi pelajaran)meny-
: pada kata dasar yang diawali hurufs
. Hurufs
luluh.me-
+sapu
→ menyapu (melakukan tindakan menyapu)
me-
+sikat
→ menyikat (melakukan tindakan menyikat)menge-
: pada kata dasar yang bersuku satu (monosilabis).me-
+cat
→ mengecat (melakukan tindakan mengecat)
me-
+lap
→ mengelap (melakukan tindakan mengelap)
me-
+bom
→ mengebom (melakukan tindakan mengebom)
Fungsi dan Makna me-
:
- Melakukan tindakan:
membaca
,menulis
,memasak
. - Menciptakan/membuat:
menggambar
,mengarang
. - Menjadi/berubah:
memutih
(menjadi putih),meninggi
(menjadi tinggi). - Mengeluarkan/membuang:
mengeluarkan
,membuang
. - Mengendarai/menggunakan:
mengendarai
,menggunakan
. - Mencari/mengumpulkan:
melaut
(mencari ikan di laut),mendulang
(mencari emas). - Menyerupai:
membatu
(menjadi seperti batu),membungkam
(menjadi diam). - Memberi:
membungkus
(memberi bungkus). - Makan atau minum:
minum
(meminum),memakan
.
2. Prefiks ber-
Awalan ber-
umumnya membentuk kata kerja intransitif (tidak membutuhkan objek) atau kata sifat.
Fungsi dan Makna ber-
:
- Memiliki:
beruang
(memiliki uang),beranak
(memiliki anak),beristri
(memiliki istri),berilmu
(memiliki ilmu). - Melakukan tindakan:
berjalan
(melakukan tindakan jalan),berlari
(melakukan tindakan lari),berbicara
(melakukan tindakan bicara). - Memakai/menggunakan:
berbaju
(memakai baju),bertopi
(memakai topi),bersepatu
(memakai sepatu). - Bersifat/dalam keadaan:
bersih
(dalam keadaan bersih),berani
(bersifat berani),berguna
(bersifat berguna). - Menyatakan jumlah:
berdua
(dua orang),bertiga
(tiga orang),beratus-ratus
(ratusan). - Melakukan perbuatan resiprokal (saling):
berbaikan
(saling memperbaiki),berpelukan
(saling memeluk). - Mengeluarkan:
berbau
(mengeluarkan bau),berdarah
(mengeluarkan darah). - Berada di:
berada
,berbaring
. - Memiliki pekerjaan/profesi:
bertani
(bekerja sebagai petani),berdagang
(bekerja sebagai pedagang).
3. Prefiks pe-
(dan alomorfnya: pen-
, pem-
, peng-
, peny-
, penge-
)
Awalan pe-
umumnya membentuk kata benda (nomina) yang menunjukkan pelaku, alat, hasil, atau sifat. Alomorfnya sama dengan me-
.
Fungsi dan Makna pe-
:
- Pelaku/orang yang melakukan:
penulis
(orang yang menulis),pembaca
(orang yang membaca),pengirim
(orang yang mengirim),penyanyi
(orang yang menyanyi). - Alat untuk melakukan:
penggaris
(alat untuk menggaris),penghapus
(alat untuk menghapus),penyedot
(alat untuk menyedot). - Sifat/keadaan:
pemalu
(orang yang sifatnya malu),pemaaf
(orang yang mudah memaafkan). - Hasil dari tindakan:
penyakit
(hasil dari sakit),pekerjaan
(hasil dari bekerja). - Ukuran/satuan:
pembanding
(yang dijadikan pembanding),penimbang
(yang dijadikan penimbang). - Orang yang ahli dalam bidang:
pelukis
,peneliti
.
4. Prefiks di-
Awalan di-
berfungsi membentuk kata kerja pasif, yang menunjukkan bahwa subjek menjadi korban atau dikenai tindakan. Ini adalah lawan dari prefiks me-
.
Fungsi dan Makna di-
:
- Dikenai tindakan:
ditulis
(subjek dikenai tindakan menulis),dimakan
(subjek dikenai tindakan makan),dibaca
(subjek dikenai tindakan membaca). - Dilakukan di tempat:
dijual
(dilakukan penjualan di suatu tempat).
Pasif: Buku itu dibaca olehnya.
5. Prefiks ter-
Awalan ter-
dapat membentuk kata kerja pasif (tidak sengaja), kata sifat (paling/superlatif), atau kemampuan.
Fungsi dan Makna ter-
:
- Tidak sengaja/tiba-tiba:
terjatuh
(jatuh tanpa sengaja),terbuka
(terbuka secara tidak sengaja),tertinggal
(tertinggal secara tidak sengaja). - Dapat di-/kemampuan:
terbeli
(dapat dibeli),terangkat
(dapat diangkat),terpecahkan
(dapat dipecahkan). - Paling/superlatif:
tercantik
(paling cantik),terbesar
(paling besar),terpintar
(paling pintar). - Sudah di-/dalam keadaan:
tertutup
(sudah ditutup/dalam keadaan tertutup),tersusun
(sudah disusun/dalam keadaan tersusun). - Keadaan pasif yang tidak diketahui pelakunya:
tergambar
(sudah digambar, tanpa diketahui siapa pelakunya).
6. Prefiks ke-
Awalan ke-
cenderung membentuk kata benda atau kata bilangan ordinal.
Fungsi dan Makna ke-
:
- Kata bilangan urutan (ordinal):
kedua
(urutan kedua),ketiga
(urutan ketiga),kesepuluh
(urutan kesepuluh). - Kumpulan/kelompok:
ketiga anak
(ketiga anak itu),kelima orang
(kelima orang itu). - Menjadi/menderita:
ketua
(menjadi ketua),kejang
(menderita kejang). - Pasif (jarang dan terbatas):
ketahuan
(diketahui),ketipu
(ditipu).
7. Prefiks se-
Awalan se-
umumnya membentuk kata sifat, kata keterangan, atau kata benda.
Fungsi dan Makna se-
:
- Satu/seluruh:
sehari
(satu hari),sekampung
(seluruh kampung),seIndonesia
(seluruh Indonesia). - Sama dengan/serupa:
secantik
(sama cantiknya dengan),setinggi
(sama tingginya dengan),sebangsa
(serupa bangsanya). - Satu kali:
sekali
(satu kali),sebanyak
(sebanyak satu kali). - Paling (bersanding dengan
-nya
):sebaik-baiknya
(paling baik),sebanyak-banyaknya
(paling banyak). - Sampai (menunjukkan batas):
sekuat
(sampai sekuat),sebisa
(sampai sebisa).
8. Prefiks Asing (Pinjaman)
Bahasa Indonesia banyak menyerap prefiks dari bahasa asing (terutama Sanskerta, Arab, dan Barat) untuk memperkaya kosakata, terutama dalam pembentukan istilah ilmiah dan teknis. Meskipun beberapa tidak seproduktif prefiks asli, pemahamannya sangat penting.
- Pra- (Latin: sebelum):
prasekolah
,prakata
,prabayar
,pra-musim
,prasejarah
. - Pasca- (Latin: sesudah):
pascapanen
,pascakemerdekaan
,pascasarjana
. - Anti- (Yunani: lawan, menentang):
antikorupsi
,antisosial
,antioksidan
,antivirus
. - Nir- (Sanskerta: tidak, tanpa):
nirguna
(tidak berguna),nirlaba
(tanpa laba),nirwujud
(tidak berwujud). - Tuna- (Sanskerta: tidak punya, tanpa):
tunawisma
(tanpa rumah),tunakarya
(tanpa pekerjaan),tunadaksa
(cacat fisik). - Dwi- (Sanskerta: dua):
dwibahasa
,dwifungsi
,dwibulanan
. - Tri- (Yunani/Latin: tiga):
trimatra
,trilogi
,triwulan
. - Catur- (Sanskerta: empat):
caturwulan
,caturwarga
. - Panca- (Sanskerta: lima):
pancasila
,pancawarna
. - Eka- (Sanskerta: satu):
ekabahasa
,ekasuku
. - Multi- (Latin: banyak):
multinasional
,multimedia
,multikultural
. - Poli- (Yunani: banyak):
poligami
,politeknik
,poliklinik
. - Sub- (Latin: di bawah, bagian dari):
subbab
,subordinat
,subsektor
. - Super- (Latin: di atas, lebih dari):
supermarket
,superstar
,supersonik
. - Ultra- (Latin: lewat, di luar batas):
ultramodern
,ultrasonik
,ultraviolet
. - Infra- (Latin: di bawah):
infrastruktur
,inframerah
. - Non- (Latin: tidak):
nonformal
,nonaktif
,nonblok
. - A- / An- (Yunani: tidak, tanpa):
amoral
(tidak bermoral),anorganik
(tidak organik),aseksual
(tanpa seks). - Auto- (Yunani: sendiri):
autobiografi
,autonomi
,autodidak
. - Bio- (Yunani: hidup):
biologi
,biokimia
,bioteknologi
. - Demi- (Latin: setengah):
demigod
(setengah dewa),demi-final
(setengah final). - Eko- (Yunani: rumah, lingkungan):
ekosistem
,ekologi
,ekonomis
. - Eks- (Latin: keluar, bekas):
ekspresi
,eksklusif
,eks-presiden
(bekas presiden). - Hiper- (Yunani: berlebihan):
hiperaktif
,hipertensi
,hiperbola
. - Hipo- (Yunani: kurang):
hipotermia
,hipotesis
. - Homo- (Yunani: sama):
homogen
,homonim
,homoseksual
. - Hetero- (Yunani: lain):
heterogen
,heteroseksual
. - Inter- (Latin: antar, di antara):
internasional
,interaksi
,interkoneksi
. - Intra- (Latin: dalam, di dalam):
intranet
,intrakurikuler
. - Ko- (Latin: bersama):
koordinator
,koeksistensi
,kolaborasi
. - Kontra- (Latin: berlawanan):
kontradiksi
,kontraindikasi
,kontraproduktif
. - Makro- (Yunani: besar):
makroekonomi
,makrokosmos
. - Mikro- (Yunani: kecil):
mikrofon
,mikroorganisme
,mikrokosmos
. - Mono- (Yunani: satu):
monoton
,monopoli
,monolog
. - Purna- (Sanskerta: selesai, lengkap):
purnatugas
,purnawaktu
. - Pro- (Latin: mendukung, sebelum):
proaktif
,provokasi
,pro-pemerintah
. - Re- (Latin: kembali, lagi):
revisi
,reformasi
,reaktivasi
. - Semi- (Latin: setengah):
semifinal
,semiprofesional
. - Swa- (Sanskerta: sendiri):
swasembada
,swakarya
,swadaya
. - Tele- (Yunani: jauh):
telepon
,televisi
,telekomunikasi
. - Trans- (Latin: menyeberang, melampaui):
transformasi
,transnasional
,transparan
. - Uni- (Latin: satu):
unifikasi
,universal
,uniseluler
. - Wira- (Sanskerta: gagah, berani):
wiraswasta
,wiraniaga
.
Sufiks (Akhiran) dalam Bahasa Indonesia
Akhiran adalah imbuhan yang dilekatkan di akhir kata dasar dan juga berperan vital dalam pembentukan kata turunan, seringkali mengubah kelas kata atau memberikan nuansa makna tambahan.
1. Sufiks -kan
Akhiran -kan
adalah sufiks yang sangat produktif, umumnya membentuk kata kerja transitif (membutuhkan objek) dengan berbagai nuansa makna.
Fungsi dan Makna -kan
:
- Kausatif (menyebabkan/membuat):
memasukkan
(menyebabkan masuk),meninggikan
(membuat tinggi),melebarkan
(membuat lebar). - Benefaktif (untuk orang lain):
membuatkan
(membuat untuk orang lain),membelikan
(membeli untuk orang lain),mengambilkan
(mengambil untuk orang lain). - Instrumental (menggunakan alat):
menembakkan
(menembak dengan),menuliskan
(menulis dengan),menggambar-kan
(menggambar dengan). - Lokatif (menunjuk tempat):
mengandangkan
(memasukkan ke kandang),menyimpan
(menaruh di tempat). - Melakukan tindakan:
menjelaskan
,melanjutkan
,mempertahankan
. - Menjadikan/menganggap:
mensucikan
(menjadikan suci),mengkurban-kan
(menjadikan korban).
2. Sufiks -i
Akhiran -i
juga membentuk kata kerja transitif dan memiliki beberapa kemiripan dengan -kan
, namun dengan perbedaan nuansa.
Fungsi dan Makna -i
:
- Lokatif (menempati/memberi/melakukan berulang-ulang di suatu tempat):
menduduki
(menempati/duduk di),menjelajahi
(menjelajah di),membanjiri
(membubuhi/menyelimuti dengan banjir),mencabuti
(mencabut berkali-kali). - Intensif (melakukan tindakan berulang-ulang atau secara menyeluruh):
mengirimi
(mengirim berkali-kali),memukuli
(memukul berkali-kali),mempelajari
(belajar dengan seksama). - Kausatif (menyebabkan/membuat):
menjauhi
(membuat jauh/menjaga jarak),mendekati
(membuat dekat). - Memberi/membubuhi:
menggarami
(memberi garam),mengafasi
(membubuhi afiks).
Perbedaan -kan
dan -i
: Seringkali membingungkan. Secara umum, -kan
lebih berorientasi pada hasil atau tindakan yang ditujukan pada objek, sedangkan -i
lebih berorientasi pada tempat atau tindakan berulang/intensif.
menuliskan
buku (menulis sesuatu untuk orang lain/menuliskan isi buku)menulisi
kertas (menulis di atas kertas)mengerjakan
tugas (melakukan tugas)mengerjai
teman (mengerjai/mengisengi teman)
3. Sufiks -an
Akhiran -an
sangat produktif dalam membentuk kata benda dan kadang kata sifat.
Fungsi dan Makna -an
:
- Hasil tindakan:
makanan
(hasil dimakan),tulisan
(hasil ditulis),bacaan
(hasil dibaca),gilingan
(hasil digiling). - Alat/media:
ayunan
(alat untuk mengayun),timbangan
(alat untuk menimbang),jajanan
(makanan untuk jajan). - Tempat:
pangkalan
(tempat berpangkal),kuburan
(tempat mengubur/dikubur),dermaga
(tempat berlabuh kapal). - Bahan/jenis:
buah-buahan
(berbagai jenis buah),sayur-sayuran
(berbagai jenis sayur). - Mirip/menyerupai:
kuda-kudaan
(mainan menyerupai kuda),orang-orangan
(mirip orang). - Ukuran/jumlah:
puluhan
(jumlahnya puluhan),ribuan
(jumlahnya ribuan). - Tiap/setiap:
harian
(setiap hari),bulanan
(setiap bulan). - Sesuatu yang di-:
pakaian
(sesuatu yang dipakai),perhiasan
(sesuatu yang dipakai sebagai hiasan).
4. Sufiks -nya
Akhiran -nya
memiliki fungsi ganda sebagai pronomina posesif (miliknya) atau penegas/penentu.
Fungsi dan Makna -nya
:
- Pronomina Posesif (kata ganti milik):
bukunya
(buku miliknya),rumahnya
(rumah miliknya),ayahnya
(ayah miliknya). - Penentu/Penegas:
akhirnya
(pada akhirnya),sebenarnya
(sesungguhnya),misalnya
(contohnya). - Mengganti frase nomina (objek):
Dia melihatnya
(melihat dia/sesuatu).
5. Partikel -lah
, -kah
, -tah
Ini bukan sufiks dalam arti pembentuk kata baru, melainkan partikel penegas atau penanya.
-lah
(penegas/perintah):Pergilah!
,Bacalah!
,Dia memang pandailah.
-kah
(penanya):Siapakah dia?
,Sudahkah kamu makan?
,Benarkah itu?
-tah
(penanya, sering dalam sastra lama):Apatah daya?
,Bagaimanatah jadinya?
6. Sufiks Asing (Pinjaman)
Sama seperti prefiks, sufiks asing juga banyak diserap dan memperkaya Bahasa Indonesia, terutama dalam pembentukan istilah.
- -isme (Yunani: paham, ajaran):
nasionalisme
,komunisme
,liberalisme
,kapitalisme
. - -isasi (Yunani/Latin: proses, menjadikan):
modernisasi
,globalisasi
,nasionalisasi
,standarisasi
. - -itas (Latin: sifat, keadaan):
produktivitas
,kualitas
,aktivitas
,validitas
. - -is (Yunani/Latin: pelaku, bersifat):
humanis
,ekonomis
,artistis
,optimis
. - -wi/-iah (Arab: bersifat, berkaitan dengan):
duniawi
,manusiawi
,ilmiah
,alamiah
. - -wan/-wati (Sanskerta: pelaku, ahli):
ilmuwan
,seniman
,wartawan
,karyawati
,pramugari
(dari pramu + -wari). - -logi (Yunani: ilmu):
biologi
,sosiologi
,psikologi
. - -grafi (Yunani: tulisan, gambaran):
fotografi
,geografi
,biografi
. - -metri (Yunani: pengukuran):
geometri
,termometri
. - -fikasi (Latin: proses menjadikan):
klarifikasi
,verifikasi
,modifikasi
. - -fili (Yunani: suka, cinta):
bibliofili
,nekrofili
. - -fobia (Yunani: takut, benci):
hidrofobia
,klaustrofobia
. - -oid (Yunani: mirip, serupa):
humanoid
,android
. - -or/-ur/-ir (Latin: pelaku, hasil):
korektor
,monitor
,editor
,struktur
,kultur
,azir
. - -orium (Latin: tempat):
laboratorium
,auditorium
,sanatorium
. - -asi (Latin: proses):
kolaborasi
,transformasi
,komunikasi
. - -al (Latin: berkaitan dengan):
formal
,struktural
,nasional
. - -en (Latin: bersifat):
kompeten
,konsisten
. - -er (Latin: pelaku/alat):
broker
,komputer
,stabilizer
. - -ik (Yunani: bersifat, ilmu):
matematik
,robotik
,kritik
. - -in (Latin: zat):
kasein
,protein
. - -men (Latin: hasil/alat):
manajemen
,apartemen
,dokumen
. - -sis (Yunani: proses, hasil):
analisis
,sintesis
,diagnosis
.
Konfiks (Gabungan Awalan-Akhiran) dalam Bahasa Indonesia
Konfiks adalah dua afiks (awalan dan akhiran) yang melekat secara simultan pada kata dasar. Kedua afiks ini membentuk satu kesatuan makna, sehingga jika salah satunya dihilangkan, kata yang terbentuk akan kehilangan makna aslinya atau menjadi tidak gramatikal.
1. Konfiks ke-an
Konfiks ke-an
sangat produktif dalam membentuk kata benda (nomina) yang menyatakan hal, keadaan, tempat, atau sifat abstrak.
Fungsi dan Makna ke-an
:
- Hal/keadaan:
kebahagiaan
(hal/keadaan bahagia),kesedihan
(hal/keadaan sedih),keindahan
(hal/keadaan indah),kesuksesan
(keadaan sukses),kesehatan
(keadaan sehat). - Sesuatu yang di-:
kebutuhan
(sesuatu yang dibutuhkan),keinginan
(sesuatu yang diinginkan),kenyataan
(sesuatu yang nyata). - Tempat:
kediaman
(tempat berdiam),kedutaan
(tempat duta),kerajaan
(tempat raja). - Terkena/menderita:
kehujanan
(terkena hujan),kemalaman
(terkena malam/malam hari),kedinginan
(menderita kedinginan). - Terlalu/terlalu banyak:
keasinan
(terlalu asin),kemahalan
(terlalu mahal),kekecilan
(terlalu kecil). - Kumpulan:
kepulauan
(kumpulan pulau).
2. Konfiks pe-an
(dan alomorfnya)
Konfiks pe-an
(dengan alomorf yang mirip dengan me-
dan pe-
) berfungsi membentuk kata benda yang menyatakan proses, hasil, atau tempat.
Fungsi dan Makna pe-an
:
- Proses:
pembacaan
(proses membaca),penulisan
(proses menulis),pembangunan
(proses membangun),pengiriman
(proses mengirim). - Hasil tindakan:
pendidikan
(hasil mendidik),penelitian
(hasil meneliti),penemuan
(hasil menemukan). - Tempat:
pelabuhan
(tempat berlabuh),pemakaman
(tempat memakamkan),pertunjukan
(tempat pertunjukan). - Hal/keadaan:
perbedaan
(hal yang berbeda),persamaan
(hal yang sama).
3. Konfiks per-an
Konfiks per-an
juga membentuk kata benda, seringkali berhubungan dengan hal, proses, atau kumpulan.
Fungsi dan Makna per-an
:
- Hal/masalah:
pernikahan
(hal menikah),perdagangan
(hal berdagang),peraturan
(hal yang diatur). - Tempat:
perkebunan
(tempat berkebun),perumahan
(tempat berumah/tinggal). - Kumpulan:
persatuan
(kumpulan yang bersatu),perguruan
(kumpulan guru/lembaga pendidikan). - Hasil:
perbaikan
(hasil perbaikan),pernyataan
(hasil pernyataan). - Sifat/keadaan:
perangai
(sifat seseorang),perasaan
(keadaan merasa).
4. Konfiks ber-an
Konfiks ber-an
membentuk kata kerja intransitif, seringkali menunjukkan tindakan yang dilakukan secara bersamaan, berulang-ulang, atau timbal balik.
Fungsi dan Makna ber-an
:
- Melakukan tindakan secara berbalasan/timbal balik (resiprokal):
berpelukan
(saling memeluk),bersalaman
(saling bersalaman),berpandangan
(saling memandang). - Melakukan tindakan secara bersama-sama/banyak pelaku:
berhamburan
(berhambur banyak),bertebaran
(bertebar banyak). - Melakukan tindakan berulang-ulang:
berlompatan
(melompat berkali-kali),berjatuhan
(jatuh berkali-kali). - Menyatakan kondisi atau keadaan yang bersifat:
berlarut-larut
(kondisi yang berlarut).
ber-an
dari ber-
+ reduplikasi + -an
, seperti buah-buahan
yang artinya 'berbagai buah'. ber-an
menunjukkan tindakan, sementara -an
setelah reduplikasi biasanya menunjukkan keragaman atau kemiripan.
Infiks (Sisipan) dalam Bahasa Indonesia
Infiks adalah afiks yang disisipkan di tengah kata dasar. Dalam Bahasa Indonesia, infiks tidak seproduktif prefiks atau sufiks, dan penggunaannya terbatas pada beberapa kata tertentu. Mereka cenderung membentuk kata sifat atau kata benda dan seringkali membawa makna intensitas atau sifat.
1. Infiks -el-
Infiks -el-
seringkali menunjukkan sifat atau keadaan yang lebih menonjol dari kata dasarnya.
gigi
→geligi
(gigi kecil-kecil, gerigi)patuk
→pelatuk
(burung yang mematuk)unjuk
→telunjuk
(jari untuk menunjuk)getar
→geletar
(getar yang intens)suling
→seruling
(alat musik tiup, namun sering dikaitkan dengan -er-). *Catatan: Ada perdebatan apakah 'seruling' berasal dari 'suling' + -er- atau bentuk dasar lain.*
2. Infiks -em-
Infiks -em-
juga cenderung memberi nuansa intensitas atau perubahan sifat.
kuning
→kemuning
(kuning keemasan/sangat kuning)cerlang
→cemerlang
(sangat terang/bersinar)gilang
→gemilang
(sangat terang/bersinar, indah)guruh
→gemuruh
(bunyi guruh yang nyaring)
3. Infiks -er-
Infiks -er-
memiliki fungsi serupa, seringkali memperkuat makna atau memberi sifat.
sabut
→serabut
(banyak sabut/serat halus)gigi
→gerigi
(gigi-gigi kecil, bergerigi)panjit
→keripik
(potongan tipis yang renyah - contoh ini lebih rumit, seringkali kata dasarnya sudah usang)
Penting untuk dicatat bahwa infiks di Bahasa Indonesia saat ini tidak lagi produktif. Artinya, kita tidak bisa secara bebas menambahkan infiks ke kata dasar baru untuk membentuk kata-kata baru. Kata-kata yang mengandung infiks umumnya adalah warisan dari periode bahasa yang lebih tua dan sebagian besar sudah menjadi bentuk baku yang tidak lagi terasa sebagai hasil proses afiksasi bagi penutur modern.
Proses Morfonemik dalam Afiksasi
Salah satu aspek menarik dari afiksasi dalam Bahasa Indonesia adalah terjadinya perubahan bentuk pada afiks atau kata dasar ketika keduanya digabungkan. Fenomena ini disebut proses morfonemik. Perubahan ini bertujuan untuk memudahkan pengucapan dan menciptakan aliran bunyi yang lebih harmonis.
1. Peluluhan Fonem
Peluluhan terjadi ketika huruf awal kata dasar "melebur" atau hilang karena pengaruh afiks.
t
luluh olehme-
menjadimen-
:me-
+tulis
→menulis
(bukan *mentulis)p
luluh olehme-
menjadimem-
:me-
+pukul
→memukul
(bukan *mempukul)k
luluh olehme-
menjadimeng-
:me-
+kirim
→mengirim
(bukan *mengkirim)s
luluh olehme-
menjadimeny-
:me-
+sapu
→menyapu
(bukan *mensapu)
Pengecualian terjadi jika kata dasar diawali dengan kluster konsonan (dua konsonan berurutan) seperti pr-
, tr-
, kl-
, kr-
. Dalam kasus ini, huruf awal tidak luluh.
me-
+ produksi
→ memproduksi (bukan *memroduksi)me-
+ transkripsi
→ mentranskripsi (bukan *menranskripsi)
2. Penambahan Fonem
Kadang-kadang, fonem tambahan muncul untuk menjembatani afiks dan kata dasar.
- Penambahan
-e-
padame-
untuk kata dasar satu suku kata:me-
+bom
→mengebom
me-
+cat
→mengecat
3. Perubahan Fonem
Fonem tertentu dapat berubah bentuk untuk menyesuaikan diri dengan fonem di sekitarnya.
- Perubahan vokal pada afiks
ber-
: Ketikaber-
bertemu kata dasarajar
, terjadi perubahan vokal dan penghilanganr
menjadibelajar
.ber-
+ajar
→belajar
4. Penghilangan Fonem
Beberapa fonem dapat hilang dari afiks atau kata dasar.
- Penghilangan
r
padaber-
: Selain padabelajar
, kadang juga terjadi pada kata lain, misalnyabekerja
(dariber-
+kerja
). Meskipun demikian, dalam banyak kasusber-
tetap utuh (misalnyaberlari
,berjalan
).
5. Varian Afiks (Alomorf)
Seperti yang telah dibahas, afiks me-
, pe-
, dan per-
memiliki variasi bentuk (alomorf) yang muncul tergantung pada fonem awal kata dasar. Ini adalah bentuk paling umum dari proses morfonemik yang harus dipahami.
- Alomorf
me-
:me-
,men-
,mem-
,meng-
,meny-
,menge-
. - Alomorf
pe-
:pe-
,pen-
,pem-
,peng-
,peny-
,penge-
. - Alomorf
per-
:per-
,pe-
(misalnyaper-
+tani
→petani
).
Memahami proses morfonemik ini membantu kita menulis dan berbicara Bahasa Indonesia dengan benar, menghindari kesalahan penulisan seperti "mentulis" atau "menggambar" (seharusnya "menulis" dan "menggambar").
Fungsi dan Makna Umum Afiksasi
Beyond the specific meanings of each affix, afiksasi secara umum memiliki beberapa fungsi dan peran penting dalam Bahasa Indonesia:
1. Mengubah Golongan Kata (Derivasi)
Salah satu fungsi utama afiksasi adalah mengubah kelas atau golongan kata. Ini memungkinkan bahasa menjadi sangat fleksibel.
- Kata Benda menjadi Kata Kerja:
garam
(nomina) +me-i
→menggarami
(verba) - Kata Kerja menjadi Kata Benda:
baca
(verba) +-an
→bacaan
(nomina) - Kata Sifat menjadi Kata Benda:
indah
(adjektiva) +ke-an
→keindahan
(nomina) - Kata Sifat menjadi Kata Kerja:
tinggi
(adjektiva) +me-kan
→meninggikan
(verba)
ajar
(verba).Dengan afiksasi dapat menjadi:
mengajar
(verba transitif)belajar
(verba intransitif)pelajar
(nomina, pelaku)pengajaran
(nomina, proses/hasil)terpelajar
(adjektiva, bersifat)
2. Memberi Makna Gramatikal Tambahan (Infleksi)
Selain mengubah golongan kata, afiks juga dapat menambahkan makna gramatikal tanpa mengubah golongan kata secara drastis, seperti menunjukkan aspek waktu, pasif, atau kausatif.
- Aspek Pasif:
membaca
(aktif) →dibaca
(pasif) - Aspek Kausatif:
masuk
(intransitif) →memasukkan
(kausatif, transitif) - Aspek Superlatif:
baik
→terbaik
(paling baik)
3. Pembentuk Kata Baru dan Pengembangan Kosakata
Afiksasi adalah motor penggerak utama dalam pembentukan kosakata baru. Dari beberapa kata dasar, dapat lahir puluhan hingga ratusan kata turunan yang memiliki nuansa makna yang berbeda. Ini adalah salah satu cara Bahasa Indonesia tumbuh dan beradaptasi dengan kebutuhan komunikasi yang terus berkembang.
Misalnya, dari kata dasar rupa
:
berupa
(memiliki rupa)menyerupai
(mirip rupa)rupa-rupa
(berbagai macam rupa)serupa
(satu rupa)perupaan
(hal berwujud)
4. Meningkatkan Keterbacaan dan Keindahan Bahasa
Penggunaan afiksasi yang tepat tidak hanya membuat kalimat menjadi benar secara gramatikal, tetapi juga lebih padat, efektif, dan kadang-kadang lebih indah. Daripada mengatakan "orang yang menulis", kita bisa mengatakan "penulis". Daripada "proses global", kita bisa mengatakan "globalisasi". Ini menunjukkan efisiensi dan keanggunan struktur bahasa.
Tantangan dan Kekeliruan Umum dalam Afiksasi
Meskipun afiksasi adalah bagian integral dari Bahasa Indonesia, seringkali ada kekeliruan dalam penggunaannya. Memahami kekeliruan ini akan membantu kita menggunakan afiksasi dengan lebih tepat.
1. Kekeliruan Penggunaan Awalan di-
dan Kata Depan di
Ini adalah salah satu kekeliruan paling umum. di-
sebagai awalan untuk kata kerja pasif harus ditulis serangkai dengan kata dasarnya, sementara di
sebagai kata depan (menunjukkan tempat) harus ditulis terpisah.
dibaca
= kata kerja pasif)Benar: "Anak itu belajar di sekolah." (
di sekolah
= kata depan + tempat)Salah: "Buku itu di baca oleh anak itu."
Salah: "Anak itu belajar disekolah."
2. Penggunaan Afiks pada Kata Asing
Bahasa Indonesia sering menyerap kata asing dan kemudian mengafiksasinya. Namun, tidak semua kata asing cocok langsung diafiksasi, dan kadang ada penyesuaian.
me-
+ konsumsi
→ mengonsumsi (penyesuaian menjadi meng-
)Benar:
di-
+ scan
→ discanSalah: "mengkonsumsi" (huruf K pada "konsumsi" seharusnya luluh)
Ada pula perdebatan tentang afiksasi kata asing yang berakhiran konsonan atau yang dianggap sudah baku dalam bentuk asingnya (misalnya, "mengklik" vs "mengeklik"). Kaidah PUEB (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) umumnya menyarankan penyesuaian fonologi.
3. Afiksasi Ganda (Redundansi)
Beberapa afiksasi ganda tidak diperlukan dan menciptakan redundansi makna, meskipun ada beberapa kasus afiksasi ganda yang diterima (misalnya, memper-kan
atau memper-i
).
Salah: "mengupayakan agar dapat" (cukup "mengupayakan" atau "berupaya agar")
4. Penggunaan Afiks yang Tidak Produktif
Seperti infiks, beberapa afiks lain juga tidak lagi produktif. Mencoba menggunakannya pada kata-kata baru akan terdengar aneh atau tidak gramatikal.
ke-
+ tua
(yang tidak lagi secara literal berarti "paling tua" tapi "pemimpin").
5. Ketidaktepatan dalam Pemilihan Afiks
Memilih afiks yang salah dapat mengubah makna kalimat secara drastis.
menemui
vs menemukan
menemui
(menjumpai seseorang)menemukan
(mendapatkan sesuatu yang hilang)mengunjungi
vs mengunjungi
(sama-sama menjumpai, tetapi mengunjungi
lebih formal dan sering untuk tempat)
Memerlukan kepekaan terhadap nuansa makna yang dibawa oleh setiap afiks.
Peran Afiksasi dalam Pengembangan Bahasa Indonesia
Afiksasi bukan sekadar aturan tata bahasa; ia adalah salah satu mesin utama yang menggerakkan evolusi dan fleksibilitas Bahasa Indonesia. Tanpa afiksasi, bahasa kita akan menjadi statis, kaku, dan kurang mampu mengungkapkan kompleksitas pemikiran manusia.
1. Fleksibilitas dan Daya Ungkap
Dengan afiksasi, sebuah kata dasar dapat beradaptasi dengan berbagai konteks dan kebutuhan komunikasi. Satu kata dasar seperti "ajar" bisa menjadi:
- Kata kerja aktif (
mengajar
,belajar
) - Kata kerja pasif (
diajar
,terpelajar
) - Kata benda (
pelajar
,pengajar
,ajaran
,pelajaran
,pengajaran
) - Kata sifat (
terpelajar
)
Kemampuan ini memberikan daya ungkap yang luar biasa, memungkinkan penutur untuk menyampaikan nuansa makna yang sangat spesifik hanya dengan mengubah imbuhan.
2. Efisiensi Komunikasi
Afiksasi seringkali memungkinkan kita untuk menyatakan ide kompleks dengan lebih ringkas. Alih-alih menggunakan frasa panjang, kita bisa menggunakan satu kata berimbuhan.
Daripada: "Proses membuat modern" → "Modernisasi"
Daripada: "Hal yang menjadikan dia bahagia" → "Kebahagiaannya"
Efisiensi ini sangat penting dalam penulisan ilmiah, jurnalistik, dan komunikasi formal di mana kejelasan dan ketepatan adalah prioritas.
3. Pembentukan Istilah Baru
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya, selalu ada kebutuhan untuk menciptakan istilah baru. Afiksasi, terutama dengan bantuan afiks pinjaman dari bahasa asing, menjadi alat yang sangat efektif dalam memenuhi kebutuhan ini.
fotosintesis
(darifoto-
+sintesis
)multimedia
(darimulti-
+media
)telekomunikasi
(daritele-
+komunikasi
)globalisasi
(dariglobal
+-isasi
)
Dengan demikian, afiksasi berperan sebagai jembatan antara kebutuhan ekspresi modern dan struktur dasar bahasa, menjadikannya komponen yang tak tergantikan dalam proses pengembangan kosakata dan evolusi Bahasa Indonesia secara keseluruhan.
Kesimpulan: Menguasai Afiksasi, Menguasai Bahasa Indonesia
Afiksasi adalah salah satu pilar utama dalam struktur morfologi Bahasa Indonesia. Ia adalah sistem yang kompleks namun logis, yang memungkinkan kita untuk membentuk kata-kata baru, mengubah fungsi gramatikal, dan memperkaya makna dari sebuah kata dasar. Dari prefiks yang mengubah verba menjadi aktif atau pasif, sufiks yang menambahkan nuansa tujuan atau hasil, hingga konfiks yang membentuk entitas abstrak atau proses, setiap afiks memiliki perannya sendiri yang krusial.
Memahami afiksasi bukan hanya penting untuk tujuan akademis, tetapi juga sangat praktis dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana afiks bekerja, kita dapat:
- Meningkatkan Kosakata: Dari satu kata dasar, kita bisa mengenal puluhan kata turunan yang saling berkaitan.
- Meningkatkan Kemampuan Menulis: Menulis dengan tepat, efektif, dan bervariasi.
- Meningkatkan Kemampuan Berbicara: Mengungkapkan pikiran dengan jelas dan lugas.
- Memahami Makna Tersembunyi: Mengurai kata-kata kompleks dan memahami nuansa maknanya.
- Menghindari Kesalahan Umum: Menggunakan imbuhan dengan benar, terutama antara awalan
di-
dan kata depandi
.
Bahasa Indonesia adalah harta yang tak ternilai, dan afiksasi adalah salah satu permata di dalamnya. Dengan terus belajar dan mempraktikkannya, kita tidak hanya melestarikan kekayaan bahasa ini, tetapi juga memberdayakan diri kita sendiri sebagai penutur yang cakap dan ekspresif. Mari kita terus menjelajahi keindahan dan kerumitan afiksasi untuk menguasai Bahasa Indonesia seutuhnya.
Semoga artikel yang komprehensif ini memberikan pencerahan dan motivasi bagi Anda untuk mendalami lebih jauh tentang afiksasi dan morfologi Bahasa Indonesia.