Pendahuluan: Mengenal Astigmatis
Penglihatan adalah salah satu indera paling berharga yang kita miliki, memungkinkan kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita. Namun, bagi banyak orang, penglihatan tidak selalu sempurna. Salah satu kondisi mata yang paling umum, yang sering kali menyebabkan pandangan kabur atau terdistorsi, adalah astigmatis. Kondisi ini memengaruhi jutaan orang dari segala usia di seluruh dunia, dari anak-anak hingga orang dewasa, dan dapat berkisar dari ringan hingga parah.
Astigmatis adalah sebuah kesalahan refraksi, yang berarti mata tidak membiaskan cahaya dengan benar untuk menghasilkan fokus yang jelas. Berbeda dengan rabun jauh (miopi) atau rabun dekat (hiperopi) yang menyebabkan cahaya fokus di depan atau di belakang retina, astigmatis menyebabkan cahaya menyebar dan tidak fokus pada satu titik, sehingga menghasilkan penglihatan yang kabur pada jarak berapa pun.
Dalam artikel komprehensif ini, kita akan menjelajahi setiap aspek astigmatis secara mendalam. Mulai dari anatomi mata yang terlibat, apa sebenarnya astigmatis itu, penyebabnya, gejala yang mungkin Anda alami, bagaimana kondisi ini didiagnosis, hingga berbagai pilihan koreksi dan pengobatan modern yang tersedia. Kami juga akan membahas bagaimana astigmatis memengaruhi kehidupan sehari-hari, bagaimana merawat mata Anda, serta mitos dan fakta seputar kondisi ini. Tujuan kami adalah memberikan pemahaman yang jelas dan memberdayakan Anda dengan informasi yang Anda butuhkan untuk menjaga kesehatan penglihatan Anda.
Anatomi Mata dan Peran Refraksi
Untuk memahami astigmatis, penting untuk memiliki pemahaman dasar tentang bagaimana mata bekerja. Mata adalah organ yang sangat kompleks yang dirancang untuk mengumpulkan cahaya dari lingkungan, membiaskannya, dan mengubahnya menjadi sinyal listrik yang kemudian dikirim ke otak untuk diinterpretasikan sebagai gambar.
Komponen Mata yang Terlibat dalam Refraksi
- Kornea: Ini adalah lapisan terluar mata yang bening dan berbentuk kubah, yang menutupi iris, pupil, dan bilik anterior. Kornea adalah lensa utama mata yang membiaskan cahaya. Faktanya, sekitar dua pertiga dari kekuatan refraksi mata berasal dari kornea. Bentuk kornea yang sangat halus dan melengkung secara merata adalah kunci untuk memfokuskan cahaya dengan tepat ke retina.
- Lensa: Terletak di belakang iris dan pupil, lensa mata adalah struktur transparan yang, bersama dengan kornea, membantu memfokuskan cahaya ke retina. Lensa memiliki kemampuan unik untuk mengubah bentuknya (akomodasi) untuk memfokuskan objek pada jarak yang berbeda. Lensa memberikan sepertiga kekuatan refraksi yang tersisa.
- Retina: Ini adalah lapisan jaringan peka cahaya yang melapisi bagian belakang mata. Retina mengandung sel-sel fotoreseptor (batang dan kerucut) yang mengubah cahaya menjadi sinyal listrik. Sinyal-sinyal ini kemudian dikirim ke otak melalui saraf optik.
- Saraf Optik: Sekelompok lebih dari satu juta serabut saraf yang membawa impuls visual dari retina ke otak.
Proses Refraksi Normal
Dalam mata yang sehat dan berfungsi normal (disebut emetropia), cahaya yang masuk melalui kornea dan lensa dibiaskan (dibengkokkan) secara tepat sehingga semua sinar cahaya fokus pada satu titik tunggal di retina. Titik fokus yang sempurna ini menghasilkan gambar yang tajam dan jelas yang kemudian dikirim ke otak.
Ketika salah satu komponen pembiasan cahaya, terutama kornea atau lensa, memiliki bentuk yang tidak rata atau tidak sempurna, sinar cahaya tidak akan difokuskan dengan benar. Inilah yang terjadi pada kondisi astigmatis.
Apa Itu Astigmatis?
Astigmatis adalah kondisi penglihatan umum yang disebabkan oleh kelengkungan yang tidak sempurna pada kornea mata (astigmatis kornea) atau kadang-kadang pada lensa di dalam mata (astigmatis lentikuler). Kelengkungan yang tidak sempurna ini menyebabkan cahaya yang masuk ke mata tidak dibiaskan secara merata ke satu titik fokus di retina, melainkan menyebar ke beberapa titik fokus.
Analogi Sederhana: Bola Basket vs. Bola Rugby
Cara termudah untuk memahami astigmatis adalah dengan membandingkan bentuk mata yang sehat dengan mata astigmatis:
- Mata Normal (Emetropia): Kornea memiliki bentuk seperti permukaan bola basket yang sempurna, melengkung secara merata ke segala arah. Ini memungkinkan cahaya untuk difokuskan dengan tajam pada satu titik.
- Mata Astigmatis: Kornea (atau lensa) memiliki bentuk lebih mirip permukaan bola rugby atau telur yang sedikit memanjang di satu sumbu dan lebih datar di sumbu lainnya. Kelengkungan yang tidak rata ini berarti bahwa cahaya yang masuk akan difokuskan secara berbeda pada meridian (bidang) yang berbeda dari mata.
Akibatnya, Anda mungkin mengalami penglihatan yang kabur atau terdistorsi pada semua jarak, baik dekat maupun jauh. Garis lurus mungkin tampak miring, dan objek mungkin terlihat meregang atau buram.
Jenis-Jenis Astigmatis
Astigmatis dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor:
1. Berdasarkan Etiologi (Penyebab)
- Astigmatis Kornea: Ini adalah jenis yang paling umum, di mana kornea memiliki kelengkungan yang tidak rata. Kelengkungan yang tidak teratur ini mencegah cahaya dibiaskan dengan benar.
- Astigmatis Lentikuler: Terjadi ketika lensa di dalam mata memiliki kelengkungan atau posisi yang tidak rata. Jenis ini lebih jarang terjadi dibandingkan astigmatis kornea.
2. Berdasarkan Pola Refraksi
Pola refraksi astigmatis ditentukan oleh di mana dua garis fokus utama berada relatif terhadap retina:
- Astigmatis Miopi (Rabun Jauh): Ini berarti satu atau kedua meridian utama fokus di depan retina. Jika kedua meridian fokus di depan retina, itu disebut astigmatis miopi kompon (compound myopic astigmatism). Jika satu meridian fokus di depan retina dan yang lainnya tepat di retina, itu disebut astigmatis miopi simplek (simple myopic astigmatism).
- Astigmatis Hiperopi (Rabun Dekat): Ini berarti satu atau kedua meridian utama fokus di belakang retina. Mirip dengan miopi, bisa kompon (kedua meridian di belakang retina) atau simplek (satu meridian di belakang retina, yang lain tepat di retina).
- Astigmatis Campuran (Mixed Astigmatism): Dalam kasus ini, satu meridian fokus di depan retina (miopi), dan meridian lainnya fokus di belakang retina (hiperopi). Ini seringkali menghasilkan gejala penglihatan yang lebih kompleks.
3. Berdasarkan Keteraturan Kelengkungan
- Astigmatis Reguler: Ini adalah jenis astigmatis yang paling umum. Dalam astigmatis reguler, dua meridian utama (sumbu penglihatan dengan kelengkungan paling datar dan paling curam) saling tegak lurus (90 derajat). Meskipun kelengkungan tidak rata, polanya konsisten dan dapat dikoreksi dengan mudah menggunakan kacamata, lensa kontak torik, atau bedah refraksi.
- With-the-rule Astigmatism (WTR): Meridian vertikal (antara 60 dan 120 derajat) adalah yang paling curam. Ini sering dikoreksi dengan lensa silinder dengan sumbu pada atau dekat 180 derajat. Ini adalah jenis astigmatis reguler yang paling umum pada anak-anak dan dewasa muda.
- Against-the-rule Astigmatism (ATR): Meridian horizontal (antara 0 dan 30 derajat, atau 150 dan 180 derajat) adalah yang paling curam. Ini sering dikoreksi dengan lensa silinder dengan sumbu pada atau dekat 90 derajat. Jenis ini cenderung meningkat seiring bertambahnya usia.
- Oblique Astigmatism: Meridian utama tidak vertikal atau horizontal, melainkan miring (misalnya, 45 derajat dan 135 derajat).
- Astigmatis Irregular: Dalam astigmatis ireguler, meridian utama tidak saling tegak lurus, atau permukaan kornea memiliki kelengkungan yang tidak teratur di banyak tempat. Hal ini sering disebabkan oleh cedera mata, penyakit kornea seperti keratoconus, atau komplikasi bedah mata. Astigmatis ireguler jauh lebih sulit untuk dikoreksi dengan kacamata standar, dan seringkali memerlukan lensa kontak gas permeabel (RGP) khusus atau opsi bedah lanjutan.
Memahami jenis astigmatis Anda akan membantu dokter mata Anda menentukan rencana perawatan terbaik.
Penyebab Astigmatis
Astigmatis umumnya merupakan kondisi yang terjadi sejak lahir atau berkembang pada usia dini, meskipun dapat juga muncul atau berubah seiring waktu karena berbagai faktor. Berikut adalah penyebab utama astigmatis:
1. Faktor Genetik dan Kongenital
Penyebab paling umum dari astigmatis adalah keturunan. Banyak orang dilahirkan dengan astigmatis atau mengembangkannya pada usia dini. Jika orang tua Anda memiliki astigmatis, ada kemungkinan besar Anda juga akan mengembangkannya. Pola genetik ini menentukan bentuk alami kornea dan lensa mata Anda.
- Bentuk Kornea yang Tidak Sempurna Saat Lahir: Ini adalah penyebab utama astigmatis kornea. Kelengkungan kornea tidak seragam, seperti bola rugby, bukan bola basket.
- Bentuk Lensa yang Tidak Sempurna Saat Lahir: Lebih jarang, lensa di dalam mata memiliki kelengkungan yang tidak rata, menyebabkan astigmatis lentikuler.
2. Trauma atau Cedera Mata
Cedera pada mata dapat menyebabkan perubahan bentuk kornea, yang mengakibatkan astigmatis ireguler. Luka sayatan, memar parah, atau trauma tumpul yang merusak struktur mata dapat mengubah kelengkungan kornea.
3. Bedah Mata
Beberapa jenis operasi mata dapat menyebabkan atau mengubah astigmatis. Ini bisa terjadi sebagai efek samping yang tidak diinginkan dari proses penyembuhan atau sebagai bagian dari prosedur itu sendiri. Contohnya:
- Bedah Katarak: Meskipun bedah katarak modern sering kali dapat mengoreksi astigmatis yang sudah ada sebelumnya dengan penggunaan lensa intraokular (IOL) torik, terkadang astigmatis dapat diinduksi atau berubah pasca-operasi jika sayatan tidak sembuh dengan sempurna atau jika ada komplikasi.
- Transplantasi Kornea: Setelah transplantasi kornea, astigmatis ireguler sering terjadi karena kesulitan mencapai kelengkungan yang sempurna pada kornea yang baru ditransplantasikan.
- Bedah Refraksi Sebelumnya (misalnya LASIK): Dalam beberapa kasus, meskipun jarang, komplikasi atau hasil yang tidak optimal dari bedah refraksi sebelumnya dapat menyebabkan astigmatis atau astigmatis ireguler.
4. Penyakit Mata Tertentu
Beberapa kondisi atau penyakit mata dapat mengubah bentuk kornea, yang mengarah pada perkembangan astigmatis, terutama jenis ireguler:
- Keratoconus: Ini adalah kondisi progresif di mana kornea menipis dan secara bertahap menonjol keluar menjadi bentuk kerucut. Keratoconus adalah penyebab paling umum dari astigmatis ireguler dan dapat menyebabkan penglihatan sangat kabur dan terdistorsi.
- Pterygium: Pertumbuhan jaringan non-kanker pada konjungtiva (selaput bening yang menutupi bagian putih mata) yang dapat tumbuh ke arah kornea. Jika pterygium menjadi cukup besar, ia dapat menarik dan mengubah kelengkungan kornea, menyebabkan astigmatis.
- Chalazion atau Hordeolum (Stye) yang Besar: Massa yang tumbuh di kelopak mata ini, jika cukup besar dan terletak dekat dengan kornea, dapat menekan permukaan kornea dan secara sementara menginduksi astigmatis. Biasanya, astigmatis ini hilang setelah chalazion diobati atau hilang.
5. Tekanan Berlebihan pada Mata
Menggosok mata secara berlebihan dan kronis, terutama pada anak-anak atau individu dengan alergi mata, secara teoritis dapat menyebabkan perubahan kecil pada bentuk kornea dari waktu ke waktu. Namun, ini tidak selalu merupakan penyebab langsung dan seringkali dianggap sebagai faktor pemicu pada kornea yang sudah rentan.
6. Perubahan Akibat Usia
Astigmatis dapat berubah seiring bertambahnya usia. Beberapa orang mungkin mengalami peningkatan astigmatis "against-the-rule" (di mana meridian horizontal lebih curam) seiring bertambahnya usia, sementara yang lain mungkin melihat penurunan astigmatis "with-the-rule" yang mereka miliki sejak muda. Perubahan ini sering kali terkait dengan pengerasan dan perubahan elastisitas kornea atau lensa seiring waktu.
Penting untuk diingat bahwa memiliki astigmatis tidak berarti Anda telah melakukan sesuatu yang salah. Dalam sebagian besar kasus, ini hanyalah variasi alami dalam bentuk mata Anda. Pemeriksaan mata rutin adalah kunci untuk mendeteksi dan mengelola kondisi ini secara efektif.
Gejala Astigmatis
Gejala astigmatis dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi. Astigmatis ringan mungkin tidak menimbulkan gejala yang signifikan, sementara astigmatis yang lebih parah dapat sangat memengaruhi kualitas penglihatan dan menyebabkan ketidaknyamanan. Beberapa orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka memiliki astigmatis sampai menjalani pemeriksaan mata rutin.
Berikut adalah gejala umum yang terkait dengan astigmatis:
1. Penglihatan Kabur atau Terdistorsi
Ini adalah gejala paling khas dari astigmatis. Penglihatan mungkin tampak kabur, buram, atau tidak jelas pada jarak apa pun – baik saat melihat objek jauh maupun dekat. Namun, kekaburan ini seringkali memiliki karakteristik tertentu:
- Garis Lurus Tampak Bergelombang atau Miring: Misalnya, tiang lampu atau bingkai pintu mungkin terlihat miring atau melengkung.
- Objek Tampak Meregang atau Berbayang: Huruf atau angka mungkin terlihat seolah-olah ditarik memanjang, atau memiliki "ghosting" (gambar ganda samar) di sekitarnya.
- Kesulitan Membaca Teks Kecil: Terutama pada penerangan redup, teks kecil bisa sangat sulit dibaca karena huruf-hurufnya cenderung menyatu atau kabur.
2. Mata Lelah (Eye Strain)
Karena mata terus-menerus mencoba untuk memfokuskan cahaya yang menyebar, otot-otot mata harus bekerja lebih keras. Upaya berlebihan ini dapat menyebabkan mata terasa lelah atau pegal, terutama setelah aktivitas visual yang intens seperti membaca, bekerja di depan komputer, atau menyetir.
3. Sakit Kepala
Sakit kepala, terutama di daerah dahi atau pelipis, adalah keluhan umum lainnya yang disebabkan oleh ketegangan mata yang terus-menerus. Mata yang bekerja terlalu keras untuk mengatasi astigmatis dapat memicu sakit kepala, yang mungkin terasa seperti sakit kepala tegang.
4. Sering Menyipitkan Mata
Secara tidak sadar, banyak orang dengan astigmatis akan menyipitkan mata dalam upaya untuk memperjelas penglihatan mereka. Tindakan menyipitkan mata dapat secara sementara mengubah bentuk kornea dan membantu memfokuskan cahaya dengan lebih baik, tetapi ini hanya solusi sementara yang tidak mengatasi masalah mendasar dan dapat menyebabkan ketegangan mata tambahan.
5. Sensitivitas terhadap Cahaya (Photophobia)
Beberapa orang dengan astigmatis mungkin merasa lebih sensitif terhadap cahaya terang, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Cahaya dapat memperburuk perasaan silau atau kekaburan yang sudah ada.
6. Kesulitan Penglihatan di Malam Hari atau dalam Cahaya Redup
Gejala astigmatis seringkali menjadi lebih jelas dalam kondisi cahaya redup atau di malam hari. Lingkaran cahaya (halo) di sekitar lampu, atau silau yang berlebihan dari lampu kendaraan yang berlawanan, adalah keluhan umum. Ini karena pupil mata melebar dalam cahaya redup, memungkinkan lebih banyak cahaya menyimpang masuk ke mata, yang memperburuk efek astigmatis.
7. Penglihatan Ganda (Diplopia Monokular)
Dalam beberapa kasus astigmatis, terutama yang ireguler atau tingkat tinggi, seseorang mungkin mengalami penglihatan ganda di satu mata (monokular diplopia). Ini berbeda dengan penglihatan ganda binokular yang terjadi ketika kedua mata tidak sejajar.
8. Kesulitan Membedakan Bentuk atau Kontras
Terkadang, kesulitan bukan hanya pada kekaburan, tetapi juga pada kemampuan mata untuk membedakan antara garis-garis yang berdekatan atau kontras yang halus, yang dapat memengaruhi kemampuan membaca atau mengenali wajah dari jarak jauh.
Penting untuk dicatat bahwa gejala-gejala ini juga bisa menjadi indikasi kondisi mata lain. Oleh karena itu, jika Anda mengalami salah satu dari gejala ini secara konsisten, sangat penting untuk menjadwalkan pemeriksaan mata lengkap dengan profesional perawatan mata. Diagnosis dini dan koreksi yang tepat dapat secara signifikan meningkatkan kualitas penglihatan dan mengurangi ketidaknyamanan.
Diagnosis Astigmatis
Mendiagnosis astigmatis memerlukan pemeriksaan mata komprehensif yang dilakukan oleh dokter mata (oftalmolog) atau ahli optometri. Pemeriksaan ini tidak hanya akan mengidentifikasi astigmatis tetapi juga akan mengevaluasi kesehatan mata Anda secara keseluruhan.
1. Riwayat Medis dan Gejala
Dokter akan memulai dengan menanyakan tentang riwayat kesehatan Anda, termasuk kondisi medis umum, obat-obatan yang sedang Anda konsumsi, dan riwayat keluarga terkait masalah mata. Anda juga akan ditanyai tentang gejala yang Anda alami, seperti kapan gejala mulai muncul, seberapa parah, dan faktor-faktor apa yang memperburuk atau meringankannya.
2. Tes Ketajaman Visual (Visual Acuity Test)
Ini adalah tes standar yang mengukur seberapa jelas Anda dapat melihat dari jarak tertentu. Anda akan diminta untuk membaca huruf-huruf pada bagan Snellen dari jarak sekitar 6 meter. Setiap mata akan diuji secara terpisah, dan kemudian keduanya bersama-sama. Hasilnya dicatat sebagai pecahan (misalnya, 20/20, 20/40), di mana angka atas menunjukkan jarak Anda berdiri dari bagan, dan angka bawah menunjukkan jarak di mana orang dengan penglihatan normal dapat membaca baris yang sama.
3. Retinoskopi dan Refraksi
Ini adalah bagian inti dari diagnosis astigmatis dan kesalahan refraksi lainnya.
- Retinoskopi: Dokter akan menggunakan retinoskop (alat genggam) untuk menyinari cahaya ke mata Anda dan mengamati pantulannya dari retina. Dengan memperkenalkan lensa yang berbeda di depan mata Anda, dokter dapat memperkirakan kekuatan resep yang Anda butuhkan. Tes ini sangat berguna untuk anak-anak atau individu yang kesulitan berkomunikasi.
- Refraksi Manual (Photoropter): Setelah retinoskopi, dokter akan menyempurnakan resep Anda menggunakan foropter. Ini adalah alat yang ditempatkan di depan mata Anda dengan serangkaian lensa yang dapat diubah. Dokter akan meminta Anda untuk melihat bagan Snellen atau gambar lainnya dan bertanya "mana yang lebih jelas, ini atau itu?" (pilihan antara dua lensa yang sedikit berbeda). Dokter akan menguji kekuatan bola (spherical power), kekuatan silinder (cylindrical power - untuk astigmatis), dan aksis (axis - arah astigmatis).
- Autorefraktor: Ini adalah mesin otomatis yang memberikan perkiraan awal resep mata Anda. Anda hanya perlu melihat ke dalam perangkat, dan ia akan mengukur bagaimana cahaya dibiaskan oleh mata Anda secara objektif. Hasilnya digunakan sebagai titik awal untuk refraksi manual.
4. Keratometri
Keratometer adalah alat yang mengukur kelengkungan kornea Anda di meridian yang berbeda. Alat ini memproyeksikan pola cahaya ke kornea dan mengukur bagaimana cahaya tersebut dipantulkan kembali. Ini memberikan informasi tentang tingkat dan aksis astigmatis kornea. Keratometri sangat penting untuk diagnosis astigmatis dan pemasangan lensa kontak.
5. Topografi Kornea
Untuk kasus astigmatis yang lebih kompleks, terutama astigmatis ireguler atau jika ada kekhawatiran tentang kondisi seperti keratoconus, topografi kornea mungkin diperlukan. Alat topografi kornea memetakan seluruh permukaan kornea, membuat peta "ketinggian" yang sangat detail. Ini dapat mengungkapkan kelengkungan kornea yang sangat tidak beraturan yang mungkin tidak terdeteksi oleh keratometri standar. Peta topografi kornea sangat penting untuk perencanaan bedah refraksi dan pemasangan lensa kontak khusus.
6. Pengujian Lainnya
Tergantung pada riwayat dan gejala Anda, dokter mungkin juga melakukan tes lain seperti:
- Pemeriksaan Slit Lamp: Untuk melihat struktur mata secara detail.
- Pemeriksaan Fundus: Untuk melihat retina dan saraf optik (setelah pupil dilebarkan).
- Tonometri: Untuk mengukur tekanan intraokular (tekanan di dalam mata) sebagai bagian dari pemeriksaan glaukoma.
Diagnosis astigmatis adalah proses yang tidak menyakitkan dan relatif cepat. Mendapatkan resep yang akurat sangat penting untuk koreksi penglihatan yang efektif. Setelah diagnosis, dokter akan merekomendasikan pilihan perawatan yang paling sesuai untuk Anda.
Koreksi dan Pengobatan Astigmatis
Astigmatis dapat dikoreksi dan diobati dengan berbagai metode, tergantung pada tingkat keparahan, jenis astigmatis, dan preferensi pribadi. Tujuan utama adalah untuk mengubah cara cahaya dibiaskan oleh mata sehingga fokus dengan benar pada retina, menghasilkan penglihatan yang jernih.
1. Kacamata
Kacamata adalah metode koreksi astigmatis yang paling umum, sederhana, dan non-invasif. Lensa kacamata yang diresepkan untuk astigmatis disebut lensa "silinder" atau "torik".
- Cara Kerja: Lensa silinder memiliki kekuatan refraksi yang berbeda pada meridian yang berbeda, mirip dengan kelengkungan kornea astigmatis yang tidak rata. Lensa ini dirancang untuk menetralkan kelengkungan kornea yang tidak sempurna, membiaskan cahaya secara seragam sehingga semua sinar fokus pada satu titik di retina.
- Keuntungan:
- Aman dan non-invasif.
- Mudah digunakan dan dirawat.
- Tersedia dalam berbagai gaya dan bahan lensa.
- Dapat mengoreksi astigmatis bersama dengan miopi atau hiperopi.
- Kekurangan:
- Dapat membatasi bidang penglihatan perifer.
- Perubahan resep (terutama kekuatan silinder atau aksis) bisa membutuhkan waktu adaptasi.
- Tidak cocok untuk semua aktivitas (misalnya, olahraga kontak).
- Aspek kosmetik mungkin menjadi pertimbangan bagi sebagian orang.
- Jenis Lensa: Selain lensa silinder dasar, ada pilihan seperti lensa indeks tinggi (lebih tipis), lensa progresif (untuk presbiopi dan astigmatis), dan pelapis anti-silau atau anti-gores.
2. Lensa Kontak
Lensa kontak menawarkan alternatif bagi mereka yang tidak ingin memakai kacamata atau mencari bidang penglihatan yang lebih luas. Ada beberapa jenis lensa kontak yang dirancang untuk mengoreksi astigmatis:
- Lensa Kontak Torik (Soft Toric Lenses):
- Cara Kerja: Ini adalah jenis lensa kontak lunak yang paling umum untuk astigmatis. Lensa torik dirancang dengan orientasi khusus (aksis) dan kekuatan silinder untuk mengoreksi kelengkungan kornea yang tidak rata. Mereka memiliki desain khusus yang membantu lensa tetap pada posisi yang benar di mata, bahkan saat berkedip, untuk memastikan koreksi yang konsisten.
- Keuntungan: Nyaman, memberikan bidang penglihatan yang lebih alami daripada kacamata, cocok untuk olahraga.
- Kekurangan: Mungkin lebih mahal daripada lensa kontak standar, membutuhkan pemasangan yang lebih presisi, mungkin tidak tersedia untuk astigmatis yang sangat tinggi atau ireguler.
- Lensa Kontak Gas Permeabel (RGP - Rigid Gas Permeable):
- Cara Kerja: Lensa RGP adalah lensa keras yang mempertahankan bentuknya. Ketika diletakkan di mata, mereka menciptakan lapisan air mata antara lensa dan kornea. Lapisan air mata ini mengisi permukaan kornea yang tidak rata, secara efektif menciptakan permukaan refraksi baru yang sempurna dan seragam. Ini membuat lensa RGP sangat efektif dalam mengoreksi astigmatis ireguler atau tingkat tinggi yang tidak dapat dikoreksi dengan lensa torik lunak.
- Keuntungan: Memberikan ketajaman visual yang sangat baik, dapat mengoreksi astigmatis ireguler, lebih tahan lama.
- Kekurangan: Mungkin kurang nyaman pada awalnya dibandingkan lensa lunak (membutuhkan periode adaptasi), membutuhkan perawatan yang lebih hati-hati, risiko komplikasi jika tidak dirawat dengan baik.
- Lensa Kontak Hibrida: Menggabungkan kenyamanan lensa lunak dengan ketajaman visual lensa RGP. Mereka memiliki bagian tengah RGP dan bagian luar lunak.
- Orthokeratologi (Ortho-K):
- Cara Kerja: Ini adalah metode di mana lensa kontak RGP yang dirancang khusus dipakai semalaman untuk secara sementara mengubah bentuk kornea saat Anda tidur. Lensa ini perlahan-lahan meratakan kornea, sehingga Anda dapat melihat dengan jelas tanpa kacamata atau lensa kontak pada siang hari. Efeknya bersifat sementara dan harus dipertahankan dengan pemakaian lensa secara teratur.
- Keuntungan: Bebas kacamata/lensa kontak di siang hari, dapat memperlambat progresi miopi pada anak-anak.
- Kekurangan: Membutuhkan komitmen jangka panjang, tidak cocok untuk semua jenis astigmatis, ada risiko infeksi mata jika kebersihan tidak dijaga.
3. Bedah Refraksi
Untuk koreksi permanen astigmatis, bedah refraksi adalah pilihan yang dipertimbangkan banyak orang. Prosedur ini bertujuan untuk secara permanen mengubah bentuk kornea mata.
a. LASIK (Laser-Assisted In Situ Keratomileusis)
- Cara Kerja: LASIK adalah prosedur bedah refraksi yang paling umum. Dokter bedah membuat "flap" tipis di kornea menggunakan mikrokeratome (pisau bedah presisi) atau laser femtosecond. Flap ini kemudian diangkat, dan laser excimer digunakan untuk menghilangkan sejumlah kecil jaringan kornea di bawahnya, membentuk kembali kornea untuk mengoreksi astigmatis (serta miopi atau hiperopi). Flap kemudian diletakkan kembali pada tempatnya, di mana ia akan menyembuh tanpa jahitan.
- Prosedur:
- Mata mati rasa dengan tetes anestesi.
- Alat penahan kelopak mata (speculum) dipasang.
- Cincin penekan (suction ring) ditempatkan untuk menstabilkan mata dan meningkatkan tekanan intraokular.
- Flap kornea dibuat.
- Flap diangkat, membuka stroma kornea.
- Laser excimer memahat ulang stroma kornea sesuai dengan resep yang ditentukan.
- Flap ditempatkan kembali dan dibiarkan menyembuh secara alami.
- Keuntungan: Cepat, minim rasa sakit, pemulihan penglihatan cepat (sering dalam 24-48 jam), tingkat keberhasilan tinggi.
- Kekurangan: Risiko komplikasi terkait flap (jarang), sindrom mata kering pasca-operasi, tidak cocok untuk kornea yang sangat tipis atau keratoconus.
b. PRK (Photorefractive Keratectomy)
- Cara Kerja: PRK adalah prosedur serupa dengan LASIK, tetapi tanpa pembuatan flap. Lapisan terluar kornea (epitel) diangkat seluruhnya. Kemudian, laser excimer digunakan untuk membentuk kembali stroma kornea yang terbuka. Setelah itu, lensa kontak bandage diletakkan di atas mata untuk melindungi epitel saat tumbuh kembali, yang biasanya memakan waktu beberapa hari hingga seminggu.
- Prosedur:
- Mata mati rasa dengan tetes anestesi.
- Epitel kornea diangkat (baik secara mekanis atau dengan larutan alkohol).
- Laser excimer memahat ulang stroma kornea yang terbuka.
- Lensa kontak bandage dipasang.
- Keuntungan: Tidak ada risiko komplikasi terkait flap, pilihan yang lebih baik untuk pasien dengan kornea tipis atau mereka yang berisiko cedera mata pasca-bedah (misalnya, atlet kontak).
- Kekurangan: Pemulihan yang lebih lama dan mungkin lebih tidak nyaman dibandingkan LASIK, penglihatan mungkin kabur selama beberapa hari hingga minggu, risiko lebih tinggi untuk halo dan silau di malam hari pada awal pemulihan.
c. SMILE (Small Incision Lenticule Extraction)
- Cara Kerja: SMILE adalah prosedur laser yang lebih baru dan minimal invasif. Laser femtosecond digunakan untuk membuat lenticule (cakram jaringan kecil berbentuk lensa) di dalam kornea. Lenticule ini kemudian diekstraksi melalui sayatan kecil (sekitar 2-4 mm) di permukaan kornea. Dengan menghilangkan lenticule ini, bentuk kornea diubah untuk mengoreksi kesalahan refraksi, termasuk astigmatis.
- Keuntungan: Minimal invasif, tanpa flap, minim sindrom mata kering pasca-operasi dibandingkan LASIK, penyembuhan yang cepat.
- Kekurangan: Belum dapat mengoreksi hiperopi, masih belum seluas LASIK dalam ketersediaan, kurva pembelajaran yang curam bagi ahli bedah.
d. Lensa Intraokular Torik (Toric IOLs)
- Cara Kerja: Ini adalah lensa buatan khusus yang ditanamkan ke dalam mata selama operasi katarak. Toric IOLs dirancang untuk mengoreksi astigmatis yang sudah ada sebelumnya pada saat yang sama dengan penggantian lensa mata yang keruh.
- Keuntungan: Mengoreksi katarak dan astigmatis dalam satu prosedur, dapat sangat meningkatkan penglihatan pasca-operasi.
- Kekurangan: Jika lensa tidak sejajar dengan benar, dapat terjadi astigmatis residual.
e. Keratotomi Astigmatik (AK - Astigmatic Keratotomy)
- Cara Kerja: Ini adalah prosedur bedah di mana sayatan kecil dibuat pada kornea perifer dengan pisau berlian. Sayatan ini dirancang untuk merelaksasi kelengkungan kornea di meridian yang curam dan membuatnya lebih datar. AK dapat dilakukan sebagai prosedur tunggal atau sering dikombinasikan dengan bedah katarak atau bedah refraksi lainnya.
- Keuntungan: Teknik yang lebih tua dan relatif sederhana.
- Kekurangan: Kurang presisi dibandingkan laser, koreksi terbatas, jarang digunakan sebagai prosedur utama saat ini.
Pilihan pengobatan terbaik akan sangat bergantung pada diskusi Anda dengan profesional perawatan mata, yang akan mempertimbangkan kondisi mata Anda, riwayat kesehatan, gaya hidup, dan harapan Anda.
Hidup dengan Astigmatis
Astigmatis adalah kondisi yang sangat umum, dan dengan diagnosis serta koreksi yang tepat, sebagian besar orang dapat menikmati penglihatan yang jernih dan nyaman. Namun, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam mengelola kondisi ini sehari-hari.
1. Pentingnya Pemeriksaan Mata Rutin
Bahkan setelah Anda menerima resep untuk kacamata atau lensa kontak, atau menjalani bedah refraksi, pemeriksaan mata rutin sangat penting. Astigmatis, bersama dengan kesalahan refraksi lainnya, dapat berubah seiring waktu. Untuk anak-anak dan remaja, pemeriksaan tahunan dianjurkan karena mata mereka masih berkembang. Untuk orang dewasa, disarankan setiap satu hingga dua tahun, atau lebih sering jika ada kondisi medis yang mendasari atau perubahan penglihatan yang signifikan.
Pemeriksaan rutin memastikan resep Anda tetap akurat dan membantu mendeteksi masalah mata lain yang mungkin berkembang, seperti glaukoma, katarak, atau keratoconus.
2. Adaptasi terhadap Koreksi
- Kacamata Baru: Saat pertama kali memakai kacamata baru untuk astigmatis, terutama jika resepnya telah banyak berubah, Anda mungkin mengalami periode adaptasi. Penglihatan bisa terasa sedikit "melengkung" atau "miring" di awal. Ini normal dan biasanya hilang dalam beberapa hari saat otak Anda menyesuaikan diri dengan cara baru cahaya difokuskan. Jika ketidaknyamanan berlanjut, hubungi ahli optik atau dokter mata Anda.
- Lensa Kontak Torik: Lensa kontak torik perlu duduk dengan benar di mata agar dapat berfungsi efektif. Dokter mata Anda akan memastikan pemasangan yang tepat. Jika lensa terasa bergeser atau penglihatan berfluktuasi, mungkin perlu penyesuaian.
3. Mengurangi Ketegangan Mata
Meskipun astigmatis Anda sudah terkoreksi, gaya hidup digital modern dapat menyebabkan ketegangan mata. Beberapa tips untuk mengurangi ketegangan mata:
- Aturan 20-20-20: Setiap 20 menit, alihkan pandangan dari layar dan fokus pada objek yang berjarak 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik.
- Pencahayaan yang Tepat: Pastikan area kerja Anda memiliki pencahayaan yang memadai dan bebas silau.
- Istirahatkan Mata: Ambil istirahat pendek secara teratur selama aktivitas visual yang intens.
- Ergonomi Komputer: Posisikan monitor komputer sekitar satu lengan penuh dari mata Anda, dengan bagian atas layar setinggi atau sedikit di bawah mata Anda.
- Berinvestasi pada Layar Berkualitas: Layar dengan resolusi tinggi dan fitur pengurangan cahaya biru dapat membantu.
- Kedip Lebih Sering: Saat bekerja di depan layar, kita cenderung jarang berkedip, yang dapat menyebabkan mata kering.
4. Perawatan Lensa Kontak yang Tepat
Jika Anda menggunakan lensa kontak, kebersihan adalah yang paling utama untuk mencegah infeksi mata yang serius. Ikuti petunjuk dokter mata dan produsen lensa kontak Anda dengan ketat:
- Selalu cuci tangan sebelum menyentuh lensa.
- Gunakan larutan pembersih yang direkomendasikan dan jangan pernah menggunakan air keran.
- Ganti lensa kontak dan wadahnya sesuai jadwal.
- Jangan tidur dengan lensa kontak kecuali direkomendasikan oleh dokter mata Anda.
- Jangan memakai lensa kontak saat berenang atau mandi.
5. Memantau Perubahan Penglihatan
Waspadai perubahan pada penglihatan Anda, bahkan yang kecil sekalipun. Jika Anda mulai mengalami kekaburan lagi, ketegangan mata, sakit kepala yang sering, atau perubahan lain, segera hubungi dokter mata Anda. Ini bisa menandakan perubahan dalam astigmatis Anda atau perkembangan kondisi mata lainnya.
6. Gaya Hidup Sehat untuk Mata
Meskipun astigmatis sebagian besar bersifat genetik atau struktural, gaya hidup sehat tetap penting untuk kesehatan mata secara keseluruhan:
- Diet Seimbang: Konsumsi makanan kaya antioksidan, vitamin A, C, E, dan asam lemak omega-3 (ikan, sayuran hijau, buah-buahan).
- Hidrasi yang Cukup: Minum air yang cukup dapat membantu menjaga mata tetap terhidrasi.
- Lindungi Mata dari Sinar UV: Kenakan kacamata hitam yang menghalangi 100% sinar UVA dan UVB saat berada di luar ruangan.
- Berhenti Merokok: Merokok dapat meningkatkan risiko banyak penyakit mata.
Dengan manajemen yang tepat dan kesadaran akan kebutuhan mata Anda, astigmatis tidak perlu menjadi penghalang untuk menjalani hidup sepenuhnya dengan penglihatan yang jelas dan nyaman.
Astigmatis pada Anak-anak
Astigmatis adalah kondisi yang sangat umum pada anak-anak, bahkan pada bayi. Pentingnya deteksi dini dan koreksi pada usia muda tidak bisa dilebih-lebihkan, karena astigmatis yang tidak diobati pada anak-anak dapat memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap perkembangan penglihatan mereka.
1. Mengapa Penting untuk Deteksi Dini?
Sistem visual seorang anak terus berkembang hingga usia sekitar 7-8 tahun. Selama periode kritis ini, otak belajar cara memproses sinyal visual dari mata. Jika satu mata (atau kedua mata secara tidak merata) menerima gambar yang kabur karena astigmatis yang tidak terkoreksi, otak mungkin akan mengabaikan masukan dari mata yang kabur tersebut.
Ini dapat menyebabkan kondisi yang disebut ambliopia, atau "mata malas." Ambliopia adalah penurunan penglihatan pada satu mata yang tidak dapat diperbaiki hanya dengan kacamata atau lensa kontak, bahkan setelah masalah refraksi mendasarnya dikoreksi. Ambliopia dapat menyebabkan gangguan penglihatan permanen jika tidak diobati secara dini.
2. Tanda dan Gejala Astigmatis pada Anak-anak
Anak-anak, terutama balita dan prasekolah, seringkali tidak tahu bagaimana menggambarkan penglihatan kabur mereka, karena mereka tidak pernah mengalami penglihatan yang jernih. Oleh karena itu, orang tua dan pengasuh perlu waspada terhadap tanda-tanda berikut:
- Menyipitkan Mata: Ini adalah salah satu tanda paling umum. Anak mungkin menyipitkan mata saat mencoba melihat objek jauh atau membaca.
- Memiringkan Kepala: Untuk mencoba menemukan sudut pandang yang lebih baik agar penglihatan menjadi lebih jelas.
- Menggosok Mata Berlebihan: Terutama jika disertai dengan ketegangan mata atau iritasi.
- Mengeluh Sakit Kepala: Khususnya setelah melakukan tugas visual seperti membaca atau menggambar.
- Kesulitan Membaca atau Melacak Garis: Anak mungkin kehilangan tempat saat membaca, atau mengalami kesulitan mengikuti garis lurus.
- Jarak Dekat Saat Membaca atau Menonton TV: Duduk terlalu dekat dengan buku atau layar.
- Nilai Akademik yang Buruk: Terutama dalam mata pelajaran yang membutuhkan banyak membaca atau melihat papan tulis.
- Mata Lelah atau Kemerahan: Terutama di penghujung hari.
- Menghindari Aktivitas Visual: Anak mungkin menghindari tugas yang membutuhkan penglihatan dekat atau jauh yang baik.
3. Diagnosis Astigmatis pada Anak
Pemeriksaan mata rutin adalah satu-satunya cara pasti untuk mendiagnosis astigmatis pada anak-anak. Organisasi kesehatan merekomendasikan pemeriksaan mata pada usia berikut:
- Pada Bayi: Saat lahir, atau sebelum usia 6 bulan, biasanya oleh dokter anak.
- Pada Anak Usia Pra-sekolah: Antara usia 3 dan 5 tahun.
- Pada Anak Usia Sekolah: Setiap tahun atau dua tahun sekali, atau lebih sering jika ada riwayat keluarga masalah mata atau jika anak menunjukkan gejala.
Pemeriksaan mata pada anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Dokter mata anak menggunakan alat dan teknik khusus yang tidak memerlukan respons verbal dari anak, seperti retinoskopi dan autorefraktor, untuk mengukur kesalahan refraksi.
4. Pilihan Pengobatan untuk Astigmatis pada Anak-anak
Setelah terdiagnosis, astigmatis pada anak-anak biasanya diobati dengan:
- Kacamata: Ini adalah pilihan koreksi yang paling umum dan aman untuk anak-anak. Kacamata dengan lensa silinder dirancang untuk mengoreksi astigmatis dan harus dipakai secara konsisten sesuai instruksi dokter.
- Lensa Kontak: Untuk remaja atau anak-anak yang lebih tua yang aktif dalam olahraga atau yang merasa tidak nyaman dengan kacamata, lensa kontak torik dapat menjadi pilihan. Namun, ini memerlukan tingkat tanggung jawab yang lebih tinggi untuk kebersihan dan perawatan.
- Terapi Ambliopia: Jika astigmatis yang tidak terkoreksi telah menyebabkan ambliopia, selain mengoreksi astigmatis dengan kacamata, anak mungkin juga memerlukan terapi tambahan seperti penutup mata (patching) pada mata yang lebih kuat selama beberapa jam setiap hari, atau tetes mata atropin untuk mengaburkan penglihatan di mata yang kuat, untuk memaksa otak menggunakan mata yang ambliopik.
- Orthokeratologi (Ortho-K): Dalam beberapa kasus, Ortho-K dapat dipertimbangkan, terutama untuk anak-anak dengan miopi dan astigmatis, karena ada bukti bahwa Ortho-K dapat membantu memperlambat progresi miopi.
Bedah refraksi seperti LASIK umumnya tidak direkomendasikan untuk anak-anak karena mata mereka masih berkembang dan resepnya masih dapat berubah secara signifikan.
Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, sebagian besar anak-anak dengan astigmatis dapat mengembangkan penglihatan yang sangat baik dan menghindari komplikasi jangka panjang seperti ambliopia.
Astigmatis dan Usia
Seperti banyak aspek kesehatan mata, astigmatis tidaklah statis dan dapat berubah seiring bertambahnya usia. Perubahan ini dapat memengaruhi resep kacamata atau lensa kontak Anda, serta menjadi pertimbangan dalam perencanaan bedah mata.
1. Perubahan Astigmatis Seiring Waktu
Meskipun astigmatis seringkali kongenital atau muncul di usia muda, kelengkungan kornea dan lensa mata dapat bergeser sepanjang hidup. Beberapa tren umum yang diamati:
- Pada Anak-anak dan Remaja: Astigmatis pada umumnya stabil atau dapat sedikit berkurang selama masa kanak-kanak, terutama jenis "with-the-rule". Namun, pada beberapa kasus, astigmatis dapat meningkat, terutama jika ada kondisi seperti miopi yang progresif.
- Pada Dewasa Muda: Astigmatis cenderung cukup stabil.
- Pada Usia Paruh Baya dan Lansia: Ada kecenderungan untuk astigmatis "with-the-rule" (meridian vertikal lebih curam) untuk berubah menjadi astigmatis "against-the-rule" (meridian horizontal lebih curam). Ini diyakini terkait dengan perubahan elastisitas kornea dan ketegangan pada otot-otot yang memengaruhi bentuk kornea seiring penuaan. Perubahan ini bisa signifikan dan seringkali memerlukan penyesuaian resep.
2. Astigmatis dan Presbiopi
Presbiopi adalah kondisi alami terkait usia di mana lensa mata kehilangan kemampuannya untuk fokus pada objek dekat, biasanya mulai sekitar usia 40 tahun. Astigmatis dapat mempersulit koreksi presbiopi, karena lensa presbiopi (seperti lensa progresif atau bifokal) harus juga mampu mengoreksi astigmatis.
- Kacamata progresif atau bifokal dapat diresepkan yang mengoreksi baik astigmatis maupun presbiopi.
- Lensa kontak multifokal torik juga tersedia, meskipun pemasangannya mungkin lebih kompleks.
3. Astigmatis dan Katarak
Katarak adalah penglihatan kabur akibat lensa mata menjadi keruh, dan ini adalah kondisi yang sangat umum terjadi seiring bertambahnya usia. Ketika seseorang memiliki katarak dan astigmatis, hal ini menambah kompleksitas dalam perencanaan bedah katarak.
- IOL Torik: Saat ini, selama operasi katarak, dokter mata dapat menggunakan lensa intraokular (IOL) torik. IOL torik adalah lensa buatan khusus yang ditanamkan ke dalam mata untuk menggantikan lensa alami yang keruh, dan pada saat yang sama, mengoreksi astigmatis yang sudah ada. Ini memungkinkan pasien untuk mendapatkan penglihatan yang jernih untuk jarak jauh setelah operasi katarak, seringkali tanpa perlu kacamata untuk astigmatis.
- Sayatan Koreksi Astigmatis: Dalam beberapa kasus astigmatis ringan hingga sedang, ahli bedah dapat membuat sayatan kecil pada kornea saat operasi katarak (limbal relaxing incisions - LRI atau astigmatic keratotomy - AK) untuk meratakan kelengkungan kornea dan mengurangi astigmatis. Ini dapat dilakukan bersamaan dengan pemasangan IOL standar.
Diskusi yang cermat dengan dokter mata Anda sangat penting untuk memahami pilihan terbaik yang tersedia untuk Anda jika Anda memiliki astigmatis dan katarak.
4. Astigmatis dan Penyakit Mata Lainnya
Seiring bertambahnya usia, risiko mengembangkan kondisi mata lainnya juga meningkat, seperti glaukoma dan degenerasi makula. Penting untuk terus melakukan pemeriksaan mata rutin yang komprehensif, karena astigmatis terkadang dapat menutupi atau memperburuk gejala kondisi lain ini.
Singkatnya, astigmatis adalah kondisi dinamis yang dapat berubah seiring bertambahnya usia. Kunjungan rutin ke dokter mata adalah kunci untuk memastikan penglihatan Anda selalu dikoreksi dengan optimal, terlepas dari perubahan yang terjadi pada mata Anda.
Kondisi Terkait Astigmatis
Astigmatis seringkali tidak datang sendiri. Ia dapat berkoeksistensi dengan kesalahan refraksi lainnya dan beberapa kondisi mata tertentu dapat secara langsung menyebabkan atau memperburuk astigmatis. Memahami hubungan ini penting untuk diagnosis dan manajemen yang komprehensif.
1. Miopi (Rabun Jauh) dan Hiperopi (Rabun Dekat)
Sangat umum bagi astigmatis untuk terjadi bersamaan dengan miopi atau hiperopi. Faktanya, sebagian besar orang yang memiliki astigmatis juga memiliki salah satu dari kondisi ini.
- Astigmatis Miopi: Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ini terjadi ketika satu atau kedua meridian utama mata fokus di depan retina, bersamaan dengan astigmatis.
- Astigmatis Hiperopi: Terjadi ketika satu atau kedua meridian utama mata fokus di belakang retina, bersamaan dengan astigmatis.
- Astigmatis Campuran: Di mana satu meridian miopi dan meridian lainnya hiperopi.
Kacamata atau lensa kontak yang diresepkan untuk astigmatis biasanya juga akan mengoreksi miopi atau hiperopi yang menyertainya.
2. Keratoconus
Keratoconus adalah salah satu kondisi yang paling erat kaitannya dengan astigmatis, khususnya astigmatis ireguler. Ini adalah penyakit progresif di mana kornea menipis dan secara bertahap menonjol keluar menjadi bentuk kerucut, bukan bentuk kubah yang normal.
- Penyebab Astigmatis Ireguler: Bentuk kerucut yang tidak rata ini menyebabkan astigmatis ireguler yang parah, yang seringkali tidak dapat dikoreksi secara efektif dengan kacamata standar atau lensa kontak lunak torik.
- Gejala: Selain penglihatan yang sangat kabur dan terdistorsi, penderita keratoconus sering mengalami sensitivitas cahaya yang ekstrem, penglihatan ganda (monokular), dan seringnya perubahan resep kacamata.
- Diagnosis: Topografi kornea adalah alat diagnostik utama untuk keratoconus, karena dapat memetakan kelengkungan kornea secara detail dan menunjukkan penipisan serta penonjolan.
- Pengobatan:
- Lensa Kontak Keras (RGP): Seringkali menjadi pilihan pertama untuk mengoreksi penglihatan pada keratoconus ringan hingga sedang karena kemampuannya untuk menciptakan permukaan refraksi yang seragam.
- Cross-linking Kornea (CXL): Prosedur ini menggunakan tetesan riboflavin dan sinar ultraviolet untuk memperkuat serat kolagen di kornea, menghentikan atau memperlambat progresi keratoconus.
- Intacs: Cincin plastik kecil yang ditanamkan di kornea untuk meratakan bentuknya.
- Transplantasi Kornea: Dalam kasus keratoconus yang parah, transplantasi kornea mungkin diperlukan.
3. Sindrom Mata Kering
Sindrom mata kering, kondisi di mana mata tidak memproduksi air mata yang cukup atau kualitas air mata buruk, dapat memperburuk gejala astigmatis dan membuat koreksi penglihatan menjadi lebih sulit.
- Penglihatan Berfluktuasi: Air mata membentuk lapisan refraksi pertama mata. Jika lapisan ini tidak stabil karena mata kering, penglihatan bisa menjadi kabur atau berfluktuasi, meniru atau memperburuk kekaburan akibat astigmatis.
- Ketidaknyamanan Lensa Kontak: Mata kering dapat membuat pemakaian lensa kontak, terutama lensa kontak torik, sangat tidak nyaman atau tidak mungkin.
- Pengobatan: Mengelola mata kering dengan tetes mata pelumas, obat-obatan, atau perubahan gaya hidup dapat membantu meningkatkan kenyamanan dan kualitas penglihatan, baik dengan atau tanpa koreksi astigmatis.
4. Blefaritis
Blefaritis adalah peradangan pada kelopak mata yang dapat memengaruhi kesehatan kornea. Peradangan ini dapat menyebabkan ketidakstabilan film air mata dan, dalam kasus yang jarang, memengaruhi bentuk kornea secara sementara, yang dapat menyebabkan atau memperburuk astigmatis ringan.
5. Pterygium
Seperti yang disebutkan sebelumnya, pertumbuhan jaringan ini pada konjungtiva yang meluas ke kornea dapat menarik kornea dan menginduksi astigmatis. Jika pertumbuhan ini cukup besar dan mengganggu penglihatan secara signifikan, pembedahan untuk mengangkatnya mungkin diperlukan, yang juga akan membantu memperbaiki astigmatis yang diinduksi.
Penting untuk diingat bahwa setiap kondisi mata memerlukan diagnosis dan manajemen yang tepat. Jika Anda mengalami gejala yang mengkhawatirkan atau perubahan pada penglihatan Anda, selalu konsultasikan dengan profesional perawatan mata.
Ambliopia (Mata Malas) dan Astigmatis
Ambliopia, atau yang lebih dikenal sebagai "mata malas," adalah kondisi penurunan penglihatan pada satu mata yang terjadi karena otak dan mata tidak bekerja sama dengan baik. Ini adalah penyebab paling umum dari gangguan penglihatan pada anak-anak. Astigmatis, terutama jika parah atau tidak seimbang antara kedua mata, adalah salah satu penyebab utama ambliopia.
Apa Itu Ambliopia?
Ambliopia adalah masalah perkembangan saraf visual. Ketika satu mata secara konsisten memberikan gambar yang kabur atau tidak fokus ke otak selama periode kritis perkembangan visual (dari lahir hingga sekitar usia 7-8 tahun), otak akan mulai mengabaikan sinyal dari mata tersebut dan hanya mengandalkan mata yang lebih kuat. Akibatnya, jalur saraf dari mata yang "malas" ke otak tidak berkembang sepenuhnya, dan mata tersebut tidak akan pernah mencapai potensi penglihatan penuhnya, bahkan dengan kacamata atau lensa kontak.
Bagaimana Astigmatis Menyebabkan Ambliopia?
Astigmatis dapat menyebabkan ambliopia melalui beberapa mekanisme:
- Astigmatis Unilateral (Satu Mata): Jika astigmatis lebih parah di satu mata daripada yang lain, mata dengan astigmatis yang lebih parah akan selalu melihat gambar yang lebih kabur. Otak akan memilih untuk memproses gambar dari mata yang lebih jelas, mengabaikan mata yang kabur. Ini disebut ambliopia anisometropik.
- Astigmatis Bilateral yang Parah: Jika kedua mata memiliki astigmatis yang parah dan tidak terkoreksi, meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua mata, otak mungkin tidak dapat membangun gambaran yang jelas dari salah satu mata, yang dapat menyebabkan ambliopia bilateral (jarang) atau ambliopia isoametropik.
- Astigmatis dan Strabismus (Mata Juling): Terkadang, astigmatis dapat menyebabkan atau memperburuk strabismus, di mana mata tidak sejajar. Jika mata terus-menerus menyimpang, otak akan mengabaikan masukan dari mata yang menyimpang untuk menghindari penglihatan ganda, yang mengarah pada ambliopia strabismik.
Pentingnya Deteksi dan Pengobatan Dini
Karena perkembangan visual sebagian besar selesai pada usia sekitar 7-8 tahun, deteksi dan pengobatan ambliopia (dan penyebabnya, seperti astigmatis) harus dilakukan sedini mungkin. Semakin cepat ambliopia diobati, semakin besar kemungkinan untuk memulihkan penglihatan normal.
Pengobatan Ambliopia Akibat Astigmatis
Pengobatan ambliopia melibatkan dua langkah utama:
- Koreksi Astigmatis: Langkah pertama dan paling penting adalah mengoreksi astigmatis dengan kacamata atau lensa kontak yang tepat. Ini memastikan bahwa gambar yang jelas sekarang dapat mencapai retina.
- Terapi untuk Melatih Mata yang Malas: Setelah astigmatis dikoreksi, langkah selanjutnya adalah melatih otak untuk menggunakan mata yang sebelumnya diabaikan. Ini biasanya dilakukan dengan:
- Penutup Mata (Patching): Menutup mata yang lebih kuat dengan penutup mata selama beberapa jam setiap hari. Ini memaksa otak untuk menggunakan dan mengembangkan jalur saraf dari mata yang ambliopik.
- Tetes Mata Atropin: Alternatif untuk penutup mata, tetes mata atropin dapat digunakan untuk mengaburkan penglihatan sementara pada mata yang lebih kuat, juga memaksa mata yang ambliopik untuk bekerja.
- Terapi Visual: Latihan mata yang dirancang untuk meningkatkan kerja tim antara mata dan otak.
Keberhasilan pengobatan ambliopia sangat bergantung pada kepatuhan anak dan orang tua terhadap rencana perawatan. Pengobatan bisa memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, tetapi hasilnya sangat memuaskan jika dilakukan secara konsisten.
Oleh karena itu, pemeriksaan mata rutin pada bayi dan anak kecil sangat krusial. Jangan pernah menunda pemeriksaan mata jika Anda mencurigai anak Anda memiliki masalah penglihatan, karena setiap hari sangat berharga dalam mengembangkan penglihatan seumur hidup mereka.
Mitos dan Fakta Seputar Astigmatis
Banyak kesalahpahaman umum seputar astigmatis. Mari kita pisahkan antara mitos dan fakta untuk memberikan pemahaman yang lebih akurat.
Mitos 1: Astigmatis adalah Penyakit Mata yang Serius atau Langka.
- Fakta: Astigmatis adalah kesalahan refraksi yang sangat umum, bukan penyakit mata. Diperkirakan hingga 1 dari 3 orang memiliki astigmatis. Ini setara dengan rabun jauh (miopi) atau rabun dekat (hiperopi) dalam hal prevalensi. Dalam sebagian besar kasus, ini adalah kondisi yang dapat dikoreksi dengan mudah dan tidak mengancam penglihatan.
Mitos 2: Astigmatis Anda bisa Semakin Parah Jika Anda Tidak Memakai Kacamata.
- Fakta: Memakai atau tidak memakai kacamata atau lensa kontak tidak akan membuat astigmatis Anda memburuk atau membaik secara struktural. Astigmatis Anda mungkin berubah seiring waktu karena faktor genetik atau usia, bukan karena penggunaan alat bantu penglihatan. Namun, tidak mengoreksi astigmatis dapat menyebabkan gejala yang tidak nyaman seperti sakit kepala, mata lelah, dan penglihatan kabur yang persisten, dan pada anak-anak dapat menyebabkan ambliopia.
Mitos 3: Astigmatis Hanya Terjadi pada Orang Dewasa.
- Fakta: Astigmatis seringkali terjadi sejak lahir atau berkembang di usia sangat muda. Banyak anak-anak memiliki astigmatis. Penting untuk melakukan pemeriksaan mata rutin pada anak-anak untuk mendeteksi dan mengoreksi astigmatis sedini mungkin, guna mencegah ambliopia.
Mitos 4: Membaca dalam Gelap atau Duduk Terlalu Dekat dengan TV Menyebabkan Astigmatis.
- Fakta: Astigmatis disebabkan oleh bentuk kornea atau lensa yang tidak sempurna, yang umumnya bersifat genetik atau disebabkan oleh cedera/penyakit mata. Kebiasaan membaca dalam gelap atau duduk dekat TV tidak akan menyebabkan astigmatis, meskipun dapat menyebabkan ketegangan mata sementara.
Mitos 5: Anda Tidak Bisa Memakai Lensa Kontak Jika Anda Memiliki Astigmatis.
- Fakta: Ini adalah mitos yang sudah usang. Saat ini, ada banyak pilihan lensa kontak yang dirancang khusus untuk astigmatis, yang disebut lensa kontak torik. Bahkan ada lensa kontak RGP dan hibrida untuk astigmatis ireguler atau tingkat tinggi.
Mitos 6: Bedah LASIK Tidak Dapat Mengoreksi Astigmatis.
- Fakta: Bedah LASIK, PRK, dan SMILE sangat efektif dalam mengoreksi astigmatis, bersama dengan miopi atau hiperopi. Teknologi laser saat ini sangat canggih dan mampu membentuk ulang kornea dengan presisi tinggi untuk mengatasi kelengkungan yang tidak rata.
Mitos 7: Astigmatis Berarti Anda Memiliki Dua Resep Berbeda di Setiap Mata.
- Fakta: Astigmatis berarti setiap mata memiliki dua kekuatan fokus yang berbeda pada aksis yang berbeda *dalam satu mata itu sendiri*. Resep kacamata untuk astigmatis akan mencakup nilai kekuatan "bola" (untuk miopi/hiperopi), kekuatan "silinder" (untuk astigmatis), dan "aksis" (sudut di mana silinder diperlukan). Jadi, satu mata dengan astigmatis memang memerlukan resep yang lebih kompleks daripada mata tanpa astigmatis, tetapi ini masih untuk satu mata.
Mitos 8: Astigmatis Selalu Tetap Sama Sepanjang Hidup.
- Fakta: Astigmatis dapat berubah seiring waktu. Pada anak-anak, ia dapat berkurang atau meningkat. Pada orang dewasa, terutama setelah usia 40-50 tahun, jenis astigmatis (misalnya dari "with-the-rule" menjadi "against-the-rule") dapat bergeser karena perubahan alami pada kornea dan lensa mata. Inilah mengapa pemeriksaan mata rutin sangat penting.
Memahami perbedaan antara mitos dan fakta tentang astigmatis dapat membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat mengenai kesehatan penglihatan Anda.
Masa Depan Pengobatan Astigmatis
Bidang oftalmologi terus berkembang pesat, dan penelitian serta pengembangan teknologi baru terus memberikan harapan bagi peningkatan diagnosis dan pengobatan astigmatis. Beberapa area yang menjanjikan meliputi:
1. Peningkatan Teknologi Bedah Refraksi
- Laser yang Lebih Cepat dan Presisi: Generasi laser excimer dan femtosecond yang lebih baru terus dikembangkan untuk menjadi lebih cepat, lebih aman, dan lebih presisi. Ini memungkinkan koreksi astigmatis yang lebih akurat dengan risiko efek samping yang lebih rendah.
- Topografi dan Aberrometri yang Lebih Canggih: Sistem pencitraan mata yang lebih detail, seperti topografi kornea resolusi tinggi dan aberrometri gelombang depan (wavefront aberrometry), memungkinkan ahli bedah untuk mempersonalisasi prosedur LASIK dan PRK lebih lanjut, mengoreksi penyimpangan orde tinggi yang berkontribusi pada astigmatis ireguler dan masalah penglihatan lainnya.
- Automasi dan Robotika: Penggunaan robotika dalam bedah mata mungkin akan menjadi lebih umum, meningkatkan konsistensi dan akurasi prosedur.
2. Pengembangan Lensa Intraokular (IOL)
- IOL Torik Generasi Berikutnya: IOL torik untuk operasi katarak terus disempurnakan. Masa depan mungkin akan melihat IOL torik yang dapat disesuaikan pasca-operasi (misalnya, dengan sinar UV) untuk mengoreksi astigmatis residual, atau IOL yang dirancang untuk secara lebih efektif mengoreksi astigmatis ireguler.
- IOL Multifokal Torik: Menggabungkan kemampuan untuk mengoreksi presbiopi dan astigmatis, IOL ini akan terus berkembang untuk memberikan penglihatan yang lebih baik pada semua jarak.
3. Lensa Kontak yang Inovatif
- Lensa Kontak Pintar: Penelitian sedang dilakukan untuk lensa kontak yang dapat memantau kesehatan mata (misalnya, glukosa, tekanan intraokular) dan bahkan dapat mengoreksi penglihatan secara dinamis atau melepaskan obat.
- Lensa Kontak Skleral yang Lebih Baik: Lensa skleral, yang jauh lebih besar dari lensa RGP standar dan bertumpu pada sklera (bagian putih mata), sangat menjanjikan untuk mengoreksi astigmatis ireguler yang parah dan keratoconus. Desain dan bahan yang lebih baik akan membuatnya lebih nyaman dan dapat diakses.
4. Pengobatan untuk Keratoconus
- Peningkatan Cross-linking: Teknik cross-linking kornea terus disempurnakan untuk membuatnya lebih cepat, lebih efektif, dan berpotensi untuk diulang jika diperlukan.
- Terapi Gen: Meskipun masih dalam tahap awal, penelitian tentang terapi gen untuk menghentikan atau bahkan membalikkan keratoconus menawarkan harapan jangka panjang.
5. Deteksi Dini yang Lebih Baik
- Teknologi Skrining AI: Kecerdasan Buatan (AI) dapat memainkan peran besar dalam analisis gambar mata untuk mendeteksi astigmatis dan kondisi mata lainnya pada tahap yang sangat dini, bahkan pada anak-anak yang tidak menunjukkan gejala.
- Perangkat Genggam dan Tele-Oftalmologi: Perangkat diagnostik mata yang lebih kecil dan lebih terjangkau, dikombinasikan dengan tele-oftalmologi, dapat memperluas akses ke pemeriksaan mata, terutama di daerah terpencil.
Masa depan pengobatan astigmatis tampaknya akan terus bergerak menuju personalisasi, presisi yang lebih tinggi, dan opsi yang minimal invasif. Ini akan berarti penglihatan yang lebih baik, lebih aman, dan lebih nyaman bagi semakin banyak orang yang hidup dengan astigmatis.