Angina, atau yang dikenal juga sebagai angina pektoris, adalah nyeri atau ketidaknyamanan dada yang terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan cukup darah kaya oksigen. Ini bukan penyakit jantung itu sendiri, melainkan gejala dari kondisi yang mendasarinya, paling sering penyakit arteri koroner (CAD). Angina bisa terasa seperti tekanan, meremas, penuh, atau sakit di dada. Terkadang, rasa sakit ini bisa menyebar ke lengan, leher, rahang, bahu, atau punggung. Penting untuk memahami angina karena ia adalah peringatan dini yang krusial tentang masalah jantung yang potensial, yang jika diabaikan, dapat berakibat fatal.
Apa Itu Angina Pektoris? Definisi dan Mekanisme
Angina pektoris adalah manifestasi klinis dari iskemia miokardium, yaitu kondisi di mana aliran darah ke otot jantung (miokardium) tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya akan oksigen. Miokardium yang kekurangan oksigen akan beralih ke metabolisme anaerob, menghasilkan produk sampingan seperti asam laktat yang mengiritasi ujung saraf dan menyebabkan sensasi nyeri yang khas. Umumnya, angina dipicu oleh aktivitas fisik atau stres emosional yang meningkatkan beban kerja jantung, sehingga membutuhkan lebih banyak oksigen. Namun, pada jenis angina tertentu, nyeri juga dapat timbul saat istirahat.
Secara fundamental, angina adalah ketidakseimbangan antara suplai dan permintaan oksigen oleh miokardium. Suplai oksigen ditentukan oleh aliran darah koroner, yang sebagian besar diatur oleh diameter pembuluh darah koroner dan tekanan perfusi. Permintaan oksigen miokardium, di sisi lain, dipengaruhi oleh laju detak jantung, kontraktilitas miokardium, dan tegangan dinding ventrikel (preload dan afterload). Ketika faktor-faktor ini meningkatkan kebutuhan oksigen melampaui kemampuan pembuluh darah koroner yang menyempit untuk menyediakannya, angina akan terjadi.
Penyebab Utama Angina: Penyakit Arteri Koroner (CAD)
Penyebab paling umum dari angina adalah penyakit arteri koroner (CAD), suatu kondisi di mana arteri yang memasok darah ke jantung menjadi keras dan menyempit. Proses ini dikenal sebagai aterosklerosis. Penumpukan plak yang terdiri dari kolesterol, lemak, kalsium, dan zat lainnya di dinding arteri menyebabkan penyempitan (stenosis) dan pengerasan (sklerosis) pembuluh darah. Ketika arteri koroner menyempit, aliran darah ke otot jantung berkurang, terutama saat jantung bekerja lebih keras (misalnya, saat berolahraga, makan berat, atau berada di bawah tekanan emosional).
Aterosklerosis adalah penyakit progresif yang berkembang selama bertahun-tahun. Pada tahap awal, plak mungkin tidak menyebabkan gejala yang signifikan. Namun, seiring waktu, plak dapat tumbuh lebih besar, menyebabkan penyempitan yang signifikan, atau bahkan pecah, memicu pembentukan bekuan darah (trombus) yang dapat menyumbat arteri secara parsial atau total. Kondisi ini bisa menyebabkan angina yang lebih parah atau bahkan serangan jantung (infark miokard).
Jenis-Jenis Angina Pektoris
Memahami jenis-jenis angina sangat penting karena prognosis dan pendekatannya dalam penanganan dapat sangat bervariasi. Ada beberapa kategori utama angina, masing-masing dengan karakteristik dan implikasi yang berbeda.
1. Angina Stabil (Angina Klasik atau Angina Usaha)
Angina stabil adalah jenis angina yang paling umum. Ini terjadi secara teratur dan dapat diprediksi ketika jantung bekerja lebih keras, seperti selama aktivitas fisik, stres emosional, atau setelah makan berat. Nyeri dada biasanya mereda dengan istirahat atau dengan penggunaan obat nitrogliserin sublingual dalam beberapa menit. Pola nyeri (intensitas, durasi, pemicu) cenderung tetap sama selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Ini menunjukkan adanya penyempitan arteri koroner yang persisten tetapi stabil, yang menyebabkan iskemia hanya ketika kebutuhan oksigen jantung meningkat secara signifikan.
Karakteristik kunci angina stabil meliputi:
- Terprediksi: Nyeri dada muncul saat ada peningkatan beban kerja jantung.
- Durasi Pendek: Biasanya berlangsung 1-5 menit.
- Mereda dengan Istirahat/Obat: Berhenti ketika aktivitas pemicu dihentikan atau dengan nitrogliserin.
- Pola Konsisten: Nyeri memiliki intensitas dan karakter yang serupa setiap kali muncul.
Meskipun disebut "stabil," ini tetap merupakan tanda adanya penyakit jantung yang mendasarinya dan memerlukan pengelolaan jangka panjang untuk mencegah progresi penyakit dan komplikasi serius seperti serangan jantung.
2. Angina Tidak Stabil
Angina tidak stabil adalah kondisi yang jauh lebih serius dan dianggap sebagai darurat medis. Ini adalah bentuk sindrom koroner akut (SKA) dan merupakan tanda bahwa serangan jantung mungkin akan segera terjadi. Angina tidak stabil terjadi ketika plak di arteri koroner pecah dan membentuk bekuan darah, yang dapat menyumbat sebagian atau seluruh arteri. Ini menyebabkan pengurangan aliran darah yang lebih parah dan tidak terduga ke otot jantung.
Karakteristik angina tidak stabil meliputi:
- Tidak Terduga: Dapat terjadi saat istirahat atau dengan aktivitas fisik yang sangat ringan.
- Lebih Parah: Nyeri dada lebih intens, lebih lama, dan/atau lebih sering dibandingkan angina stabil.
- Tidak Mereda: Tidak mereda dengan istirahat atau nitrogliserin, atau memerlukan dosis nitrogliserin yang lebih tinggi.
- Baru Terjadi: Bisa merupakan episode angina pertama yang dirasakan seseorang, atau perubahan pola pada angina stabil yang sudah ada.
Setiap episode angina tidak stabil harus segera dievaluasi oleh tenaga medis karena risiko tinggi serangan jantung, aritmia serius, atau bahkan kematian. Perawatan segera sangat penting untuk menyelamatkan jaringan otot jantung.
3. Angina Prinzmetal (Angina Varian)
Angina Prinzmetal, juga dikenal sebagai angina varian, adalah jenis angina yang relatif jarang. Ini disebabkan oleh spasme sementara pada arteri koroner, yang menyebabkan penyempitan mendadak dan pengurangan aliran darah ke jantung, bukan oleh aterosklerosis yang menyumbat arteri secara fisik. Spasme ini dapat terjadi pada arteri yang sehat atau pada arteri yang sudah memiliki plak aterosklerotik.
Karakteristik angina Prinzmetal:
- Terjadi Saat Istirahat: Paling sering terjadi di malam hari atau dini hari, saat tidur, tanpa pemicu aktivitas fisik yang jelas.
- Tidak Terduga: Bisa datang dan pergi tanpa pola yang jelas.
- Intensitas Bervariasi: Nyeri bisa ringan hingga sangat parah.
- Cepat Mereda: Biasanya mereda dengan cepat setelah spasme hilang, seringkali dengan nitrogliserin.
Penyebab spasme arteri koroner masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi diduga melibatkan faktor-faktor seperti merokok, penggunaan kokain, stres emosional, atau paparan dingin. Diagnosis seringkali memerlukan tes provokasi spasme selama angiografi koroner.
4. Angina Mikrovascular (Angina Sindrom X)
Angina mikrovascular adalah kondisi di mana pasien mengalami nyeri dada yang khas angina, tetapi arteri koroner utama mereka tampak normal pada angiografi. Masalahnya terletak pada pembuluh darah kecil di dalam otot jantung (mikrovaskulatur), yang tidak dapat mengembang dengan baik sebagai respons terhadap peningkatan kebutuhan oksigen, atau mengalami spasme. Ini menyebabkan iskemia miokardial tanpa adanya penyumbatan arteri koroner besar.
Karakteristik angina mikrovascular:
- Nyeri Dada: Mirip dengan angina stabil, sering dipicu oleh aktivitas fisik atau stres.
- Angiografi Normal: Arteri koroner utama tidak menunjukkan penyumbatan signifikan.
- Lebih Sering pada Wanita: Terutama pada wanita pascamenopause.
- Respons Kurang Terhadap Nitrogliserin: Mungkin tidak merespons sebaik angina jenis lain.
Diagnosis angina mikrovascular cukup menantang karena tidak dapat dideteksi dengan angiografi standar. Diperlukan tes fungsi mikrovaskuler untuk mengidentifikasinya. Pengelolaannya berfokus pada kontrol gejala dan modifikasi faktor risiko.
5. Angina Dekubitus (Angina Nocturnal)
Angina dekubitus adalah nyeri dada yang terjadi saat berbaring, terutama di malam hari. Posisi berbaring dapat meningkatkan volume darah yang kembali ke jantung, meningkatkan preload dan beban kerja jantung. Ini dapat memicu angina pada pasien dengan CAD yang parah. Angina nokturnal seringkali merupakan manifestasi dari angina dekubitus, di mana nyeri terbangunkan saat tidur.
6. Angina Pasca-Infark
Angina yang terjadi setelah seseorang mengalami serangan jantung (infark miokard) dikenal sebagai angina pasca-infark. Ini bisa menunjukkan bahwa ada arteri koroner lain yang menyempit atau bahwa area yang sebelumnya mengalami serangan jantung masih berisiko mengalami iskemia. Ini memerlukan pemantauan ketat dan manajemen yang agresif untuk mencegah serangan jantung berulang.
Gejala Angina Pektoris
Gejala utama angina adalah nyeri atau ketidaknyamanan di dada, tetapi sensasinya bisa bervariasi antar individu. Penting untuk mengenali karakteristik nyeri angina agar dapat membedakannya dari jenis nyeri dada lainnya.
Sensasi Nyeri Dada yang Khas
Nyeri angina biasanya digambarkan sebagai:
- Tekanan atau Berat: Seperti ada beban berat di dada.
- Meremas atau Mencekik: Seperti dada diremas atau dicekik.
- Penuh atau Sesak: Sensasi dada terasa penuh atau sesak.
- Panas atau Terbakar: Meskipun lebih jarang, beberapa orang melaporkan sensasi panas atau terbakar.
Nyeri ini seringkali tidak tajam atau menusuk, dan biasanya tidak bertambah parah dengan tarikan napas dalam atau batuk. Lokasinya seringkali di tengah dada, di belakang tulang dada (sternum), tetapi juga bisa bergeser ke kiri atau kanan.
Radiasi Nyeri
Nyeri angina seringkali menyebar (radiasi) ke area lain, termasuk:
- Lengan kiri (paling umum) atau kedua lengan
- Leher atau rahang
- Bahu atau punggung
- Perut bagian atas (epigastrium)
Radiasi nyeri ke lengan kiri sering menjadi petunjuk kuat adanya masalah jantung, namun tidak selalu ada pada setiap kasus angina.
Gejala Lain yang Menyertai
Selain nyeri dada, angina dapat disertai oleh gejala lain, terutama jika iskemia lebih parah:
- Sesak Napas (Dispnea): Terjadi karena jantung yang kekurangan oksigen tidak dapat memompa darah secara efisien, menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru atau karena respon tubuh terhadap stres.
- Mual: Sensasi mual atau ingin muntah.
- Keringat Dingin: Produksi keringat berlebih tanpa aktivitas fisik yang jelas.
- Kelelahan atau Lemas: Rasa sangat lelah atau tidak bertenaga.
- Pusing atau Pingsan: Terutama pada kasus iskemia yang lebih parah atau aritmia yang menyertainya.
- Kecemasan atau Perasaan Akan Mati: Beberapa pasien melaporkan rasa cemas yang parah atau firasat buruk.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang mengalami semua gejala ini. Terutama pada wanita, lansia, atau penderita diabetes, gejala angina bisa "atipikal" atau kurang jelas, seperti hanya merasa lemas, sesak napas, atau nyeri di punggung tanpa nyeri dada yang menonjol.
Perbedaan Gejala Antar Jenis Angina
- Angina Stabil: Gejala timbul secara bertahap saat aktivitas, mereda dengan istirahat.
- Angina Tidak Stabil: Gejala timbul secara tiba-tiba, bisa saat istirahat, lebih parah, dan tidak mereda dengan istirahat atau nitrogliserin.
- Angina Prinzmetal: Gejala sering timbul saat istirahat, terutama di malam hari.
- Angina Mikrovascular: Gejala bisa lebih sulit diidentifikasi, mungkin lebih sering sesak napas atau kelelahan.
Jika Anda mengalami nyeri dada yang tidak biasa atau gejala yang mengkhawatirkan, segera cari pertolongan medis. Jangan menunda, terutama jika gejala mirip dengan angina tidak stabil.
Faktor Risiko Angina dan Penyakit Arteri Koroner
Banyak faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan aterosklerosis dan, akibatnya, angina. Beberapa faktor risiko dapat dimodifikasi (diubah), sementara yang lain tidak dapat dimodifikasi. Memahami dan mengelola faktor-faktor ini adalah kunci untuk pencegahan dan pengobatan angina.
Faktor Risiko yang Dapat Dimodifikasi
- Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi): Tekanan darah tinggi merusak dinding arteri, membuatnya lebih rentan terhadap penumpukan plak. Seiring waktu, ini mempercepat proses aterosklerosis. Tekanan darah tinggi juga meningkatkan beban kerja jantung, yang memperburuk iskemia.
- Kolesterol Tinggi (Dislipidemia): Kadar kolesterol LDL ("kolesterol jahat") yang tinggi berkontribusi langsung pada pembentukan plak di arteri. Kadar kolesterol HDL ("kolesterol baik") yang rendah juga merupakan faktor risiko.
- Diabetes Mellitus: Kadar gula darah tinggi yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk arteri koroner, mempercepat aterosklerosis dan membuat plak lebih tidak stabil.
- Merokok: Merokok adalah salah satu faktor risiko paling kuat untuk CAD. Zat kimia dalam asap rokok merusak lapisan dalam pembuluh darah, meningkatkan kadar kolesterol LDL, dan menurunkan HDL, serta meningkatkan risiko pembekuan darah.
- Obesitas atau Kelebihan Berat Badan: Obesitas sering dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes, semuanya merupakan faktor risiko CAD. Ini juga meningkatkan beban kerja jantung.
- Kurangnya Aktivitas Fisik (Inaktivitas Fisik): Gaya hidup sedentari berkontribusi pada obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes. Aktivitas fisik teratur membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
- Stres Emosional: Stres kronis dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar hormon stres, yang dapat memicu atau memperburuk angina. Stress juga dapat memicu spasme arteri koroner pada individu yang rentan.
- Diet Tidak Sehat: Diet tinggi lemak jenuh, lemak trans, kolesterol, natrium, dan gula olahan dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan obesitas.
- Konsumsi Alkohol Berlebihan: Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan berkontribusi pada berat badan berlebih.
Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi
- Usia: Risiko CAD dan angina meningkat seiring bertambahnya usia. Pria umumnya memiliki risiko lebih tinggi setelah usia 45, sementara wanita meningkat risikonya setelah menopause (sekitar usia 55).
- Jenis Kelamin: Sebelum usia 55, pria memiliki risiko lebih tinggi terkena CAD dibandingkan wanita. Setelah menopause, risiko pada wanita menjadi sebanding dengan pria.
- Riwayat Keluarga: Jika ada riwayat keluarga (orang tua, saudara kandung) yang mengalami penyakit jantung dini (pria di bawah 55 tahun, wanita di bawah 65 tahun), risiko Anda untuk mengembangkan angina juga meningkat. Ini menunjukkan adanya predisposisi genetik.
- Etnis/Ras: Beberapa kelompok etnis memiliki risiko lebih tinggi untuk kondisi tertentu yang berkontribusi pada CAD, seperti tekanan darah tinggi atau diabetes.
Penting untuk mengelola faktor risiko yang dapat dimodifikasi secara agresif untuk mengurangi kemungkinan mengembangkan angina atau mencegahnya memburuk.
Diagnosis Angina Pektoris
Diagnosis angina melibatkan kombinasi evaluasi riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan berbagai tes diagnostik. Tujuannya adalah untuk mengkonfirmasi adanya iskemia miokardium dan mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya, terutama penyakit arteri koroner.
1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
- Riwayat Medis: Dokter akan menanyakan secara rinci tentang gejala yang Anda alami, seperti lokasi, karakter, durasi, pemicu, faktor yang meringankan, dan gejala penyerta. Penting juga untuk menanyakan riwayat penyakit jantung dalam keluarga dan faktor risiko pribadi.
- Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan fisik mungkin normal pada pasien angina. Namun, dokter akan memeriksa tekanan darah, denyut nadi, mendengarkan suara jantung dan paru-paru, serta mencari tanda-tanda penyakit jantung lainnya atau komplikasi (misalnya, pembengkakan kaki, suara jantung abnormal).
2. Tes Diagnostik
Berbagai tes dapat digunakan untuk mendiagnosis angina dan menilai tingkat keparahan CAD:
- Elektrokardiogram (EKG): Merekam aktivitas listrik jantung. EKG saat istirahat mungkin normal pada pasien dengan angina stabil, tetapi dapat menunjukkan perubahan iskemik selama episode nyeri dada atau tanda-tanda serangan jantung sebelumnya.
- Tes Stres (Uji Latih Jantung/Treadmill Test): Melibatkan pasien berjalan di treadmill atau mengayuh sepeda statis sementara EKG dipantau. Ini meniru kondisi saat jantung bekerja lebih keras dan dapat memicu perubahan EKG atau gejala angina jika ada CAD yang signifikan. Jika pasien tidak dapat berolahraga, obat-obatan dapat digunakan untuk menstimulasi jantung (farmakologi stress test).
- Ekokardiogram: Menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar bergerak jantung. Ini dapat menilai ukuran dan fungsi bilik jantung, katup jantung, dan mendeteksi area otot jantung yang rusak atau tidak bergerak dengan baik (tanda iskemia atau infark sebelumnya).
- Angiografi Koroner (Kateterisasi Jantung): Ini adalah prosedur invasif di mana kateter dimasukkan melalui pembuluh darah (biasanya di pergelangan tangan atau pangkal paha) ke dalam arteri koroner. Pewarna kontras disuntikkan, dan sinar-X diambil untuk memvisualisasikan penyempitan atau penyumbatan arteri koroner secara langsung. Ini dianggap sebagai standar emas untuk mendeteksi CAD.
- CT Angiografi Koroner (CCTA): Menggunakan CT scan khusus dengan pewarna kontras untuk menghasilkan gambar detail arteri koroner tanpa perlu kateterisasi invasif. Ini berguna untuk mendeteksi plak dan penyempitan, terutama pada pasien dengan risiko rendah hingga sedang.
- MRI Jantung (Kardio MRI): Memberikan gambaran detail struktur dan fungsi jantung, serta dapat mendeteksi area iskemia atau infark.
- Tes Darah: Untuk memeriksa kadar kolesterol, gula darah (HbA1c), enzim jantung (jika ada dugaan serangan jantung), dan penanda inflamasi lainnya.
- Pemantauan Holter: Merekam EKG secara terus-menerus selama 24-48 jam untuk mendeteksi aritmia atau episode iskemia tanpa gejala (silent ischemia).
Pilihan tes diagnostik akan disesuaikan oleh dokter berdasarkan riwayat pasien, gejala, dan faktor risiko.
Pengobatan Angina Pektoris
Tujuan utama pengobatan angina adalah untuk mengurangi frekuensi dan intensitas gejala, mencegah serangan jantung dan kematian, serta meningkatkan kualitas hidup pasien. Pengobatan melibatkan perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan dalam beberapa kasus, prosedur medis.
1. Perubahan Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup adalah fondasi dari semua manajemen angina dan CAD. Ini dapat secara signifikan mengurangi beban pada jantung dan memperlambat progresi penyakit.
- Berhenti Merokok: Ini adalah langkah paling penting. Berhenti merokok dapat secara drastis mengurangi risiko serangan jantung dan kematian.
- Diet Sehat Jantung: Konsumsi diet rendah lemak jenuh, lemak trans, kolesterol, dan natrium. Fokus pada buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, protein tanpa lemak (ikan, unggas tanpa kulit), dan lemak sehat (minyak zaitun, alpukat, kacang-kacangan).
- Olahraga Teratur: Lakukan aktivitas fisik moderat setidaknya 150 menit per minggu (misalnya, jalan cepat, berenang). Konsultasikan dengan dokter sebelum memulai program olahraga baru.
- Menjaga Berat Badan Sehat: Menurunkan berat badan jika Anda obesitas atau kelebihan berat badan dapat mengurangi beban pada jantung dan meningkatkan kontrol faktor risiko lainnya.
- Mengelola Stres: Pelajari teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau pernapasan dalam. Stres kronis dapat memicu angina.
- Mengelola Kondisi Medis Lain: Kontrol ketat tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi melalui diet, olahraga, dan obat-obatan sesuai anjuran dokter.
2. Obat-obatan
Berbagai obat digunakan untuk mengelola angina, baik untuk meredakan gejala akut maupun untuk pencegahan jangka panjang dan pengelolaan faktor risiko.
-
Nitrat
Nitrat, seperti nitrogliserin, adalah obat lini pertama untuk meredakan angina akut. Mereka bekerja dengan merelaksasi dan memperlebar pembuluh darah, terutama arteri koroner, sehingga meningkatkan aliran darah ke jantung dan mengurangi beban kerja jantung. Nitrogliserin sublingual (di bawah lidah) bekerja sangat cepat, biasanya dalam 1-3 menit.
- Nitrogliserin Sublingual: Digunakan untuk meredakan serangan angina akut.
- Nitrat Kerja Panjang: Seperti isosorbide mononitrate atau dinitrate, digunakan untuk mencegah serangan angina.
Efek samping yang umum termasuk sakit kepala, pusing, dan kemerahan pada wajah.
-
Beta-Blocker
Obat ini bekerja dengan memperlambat detak jantung dan menurunkan kekuatan kontraksi otot jantung, sehingga mengurangi kebutuhan oksigen jantung. Ini efektif dalam mencegah serangan angina dan meningkatkan toleransi aktivitas.
Contoh: Metoprolol, Atenolol, Bisoprolol.
Efek samping potensial meliputi kelelahan, pusing, depresi, disfungsi ereksi, dan dapat memperburuk asma pada beberapa individu.
-
Calcium Channel Blockers (CCB)
CCB merelaksasi pembuluh darah dan dapat digunakan untuk mengobati angina, terutama angina Prinzmetal. Beberapa CCB juga dapat menurunkan detak jantung.
Contoh: Amlodipine, Diltiazem, Verapamil.
Efek samping dapat meliputi pusing, bengkak pergelangan kaki, sakit kepala, dan sembelit.
-
Antiplatelet (Anti-agregasi Trombosit)
Obat seperti aspirin dan klopidogrel (Plavix) mencegah platelet (sel darah) saling menempel dan membentuk bekuan darah. Ini sangat penting untuk mencegah serangan jantung pada pasien dengan CAD dan angina, terutama angina tidak stabil.
- Aspirin Dosis Rendah: Umumnya direkomendasikan untuk sebagian besar pasien dengan angina untuk mengurangi risiko serangan jantung.
- Klopidogrel: Mungkin digunakan sebagai alternatif aspirin atau bersamaan dengan aspirin pada pasien tertentu.
Risiko utama adalah peningkatan perdarahan.
-
Statin
Statin adalah obat penurun kolesterol yang sangat efektif. Selain menurunkan kadar kolesterol LDL, statin juga memiliki efek anti-inflamasi dan menstabilkan plak di arteri, mengurangi risiko pecahnya plak dan serangan jantung.
Contoh: Atorvastatin, Simvastatin, Rosuvastatin.
Efek samping meliputi nyeri otot dan masalah hati yang jarang.
-
ACE Inhibitor atau Angiotensin Receptor Blockers (ARB)
Obat-obatan ini membantu menurunkan tekanan darah dan juga memiliki efek protektif pada jantung, terutama pada pasien dengan tekanan darah tinggi, diabetes, atau disfungsi ventrikel kiri.
Contoh: Lisinopril, Ramipril (ACE Inhibitor); Valsartan, Losartan (ARB).
Efek samping ACE Inhibitor dapat termasuk batuk kering.
-
Ranolazine
Obat ini dapat digunakan untuk angina kronis yang tidak terkontrol baik dengan terapi standar lainnya. Ia bekerja dengan cara yang berbeda untuk membantu jantung menggunakan oksigen lebih efisien.
3. Prosedur Medis dan Bedah
Ketika perubahan gaya hidup dan obat-obatan tidak cukup, atau jika penyakit arteri koroner sangat parah, prosedur medis dapat dipertimbangkan.
-
Angioplasti dan Pemasangan Stent (Percutaneous Coronary Intervention - PCI)
Prosedur ini menggunakan kateter dengan balon di ujungnya untuk memperlebar arteri koroner yang menyempit. Setelah arteri diperlebar, stent (tabung jala kecil) biasanya dipasang untuk menjaga arteri tetap terbuka. Prosedur ini sangat efektif dalam meredakan angina dan meningkatkan aliran darah ke jantung.
PCI adalah prosedur minimal invasif yang dilakukan melalui pembuluh darah di pergelangan tangan atau pangkal paha.
-
Bedah Bypass Arteri Koroner (Coronary Artery Bypass Grafting - CABG)
CABG adalah operasi jantung terbuka di mana pembuluh darah dari bagian tubuh lain (misalnya, kaki atau dada) digunakan untuk membuat "jalur bypass" di sekitar arteri koroner yang tersumbat atau menyempit parah. Ini menciptakan jalur baru bagi darah untuk mencapai otot jantung, memulihkan aliran darah yang adekuat. CABG sering diindikasikan untuk pasien dengan penyempitan multipel yang parah atau penyakit arteri koroner utama.
Keputusan untuk menjalani prosedur ini didasarkan pada tingkat keparahan CAD, jumlah arteri yang terpengaruh, fungsi jantung, dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
Pencegahan Angina Pektoris
Pencegahan angina berfokus pada mengurangi risiko penyakit arteri koroner (CAD), yang merupakan penyebab utama angina. Ini melibatkan adopsi gaya hidup sehat dan pengelolaan faktor risiko secara proaktif.
1. Modifikasi Gaya Hidup Sehat Jantung
- Hindari Merokok Sepenuhnya: Jika Anda merokok, berhenti adalah hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk kesehatan jantung Anda. Jika Anda tidak merokok, jangan pernah memulai.
- Pola Makan Seimbang: Ikuti diet Mediterania atau DASH yang menekankan buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, ikan, unggas tanpa kulit, dan lemak sehat, sementara membatasi daging merah, makanan olahan, lemak jenuh, lemak trans, gula tambahan, dan natrium.
- Aktivitas Fisik Teratur: Usahakan setidaknya 150 menit aktivitas aerobik intensitas sedang atau 75 menit aktivitas intensitas tinggi setiap minggu, ditambah dengan latihan kekuatan setidaknya dua kali seminggu.
- Pertahankan Berat Badan Ideal: Jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas, usahakan untuk menurunkan berat badan melalui kombinasi diet dan olahraga.
- Batasi Konsumsi Alkohol: Jika Anda minum alkohol, lakukan dalam jumlah sedang (hingga satu minuman per hari untuk wanita dan hingga dua minuman per hari untuk pria).
- Kelola Stres: Temukan cara yang sehat untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, hobi, atau waktu bersama orang terkasih.
2. Pengelolaan Kondisi Kesehatan
- Kontrol Tekanan Darah: Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, bekerja sama dengan dokter untuk menjaganya tetap terkontrol melalui perubahan gaya hidup dan/atau obat-obatan.
- Kelola Kolesterol: Jika Anda memiliki kolesterol tinggi, ikuti rekomendasi dokter mengenai diet, olahraga, dan jika perlu, obat penurun kolesterol seperti statin.
- Kontrol Diabetes: Jika Anda menderita diabetes, menjaga kadar gula darah tetap terkontrol sangat penting untuk melindungi pembuluh darah Anda dari kerusakan.
3. Pemeriksaan Kesehatan Rutin
Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin memungkinkan deteksi dini dan pengelolaan faktor risiko sebelum mereka menyebabkan masalah serius seperti angina. Dokter dapat memantau tekanan darah, kadar kolesterol, gula darah, dan memberikan saran individual.
4. Edukasi Diri Sendiri
Memahami angina, faktor risikonya, dan tanda-tanda peringatan serangan jantung adalah bagian penting dari pencegahan. Semakin Anda tahu, semakin baik Anda dapat mengambil tindakan untuk melindungi kesehatan jantung Anda.
Hidup dengan Angina: Pengelolaan Jangka Panjang dan Kualitas Hidup
Meskipun angina adalah kondisi kronis, banyak orang dapat hidup produktif dan memuaskan dengan pengelolaan yang tepat. Kuncinya adalah kepatuhan terhadap rencana perawatan, pemantauan gejala, dan adaptasi gaya hidup.
1. Kepatuhan Terhadap Pengobatan
Penting untuk mengonsumsi semua obat yang diresepkan sesuai petunjuk dokter, bahkan jika Anda merasa baik. Obat-obatan ini tidak hanya meredakan gejala tetapi juga melindungi jantung Anda dari kerusakan lebih lanjut dan mencegah kejadian kardiovaskular yang lebih serius.
2. Memahami Pemicu dan Batasan
Belajar mengidentifikasi apa yang memicu angina Anda (misalnya, aktivitas tertentu, stres, cuaca dingin) akan membantu Anda mengelola kondisi ini. Sesuaikan aktivitas Anda sesuai dengan batasan tubuh Anda, tetapi jangan berhenti beraktivitas fisik sama sekali. Program rehabilitasi jantung dapat sangat membantu dalam memahami batasan Anda dan meningkatkan toleransi aktivitas dengan aman.
3. Mengelola Serangan Angina Akut
- Selalu bawa nitrogliserin Anda.
- Saat merasakan angina, segera istirahat dan letakkan tablet nitrogliserin di bawah lidah.
- Jika nyeri tidak mereda setelah 5 menit, atau bertambah parah, minum dosis kedua nitrogliserin.
- Jika nyeri tidak mereda setelah dosis kedua, atau jika Anda mengalami gejala lain yang mengkhawatirkan (misalnya, sesak napas parah, pusing, keringat dingin), segera cari pertolongan medis darurat (misalnya, hubungi nomor darurat setempat).
4. Pemantauan dan Komunikasi dengan Dokter
Jadwalkan kunjungan rutin dengan dokter Anda untuk memantau kondisi Anda, meninjau pengobatan, dan mengatasi kekhawatiran baru. Beritahu dokter tentang setiap perubahan dalam pola angina Anda (misalnya, lebih sering, lebih parah, tidak lagi merespons obat, terjadi saat istirahat) karena ini bisa menjadi tanda angina tidak stabil.
5. Dukungan Emosional
Hidup dengan penyakit jantung kronis dapat menimbulkan kecemasan, depresi, atau stres. Cari dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan. Jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental jika Anda merasa kesulitan dalam mengatasi dampak emosional angina.
Komplikasi Angina yang Tidak Diobati
Jika angina tidak diobati atau tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan komplikasi serius yang mengancam jiwa.
-
Serangan Jantung (Infark Miokard)
Ini adalah komplikasi paling serius. Angina tidak stabil seringkali merupakan prekursor serangan jantung. Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke bagian otot jantung benar-benar terputus, menyebabkan kematian sel-sel otot jantung. Ini adalah keadaan darurat medis yang memerlukan intervensi segera.
-
Aritmia (Gangguan Irama Jantung)
Iskemia miokard dapat mengganggu sistem listrik jantung, menyebabkan detak jantung menjadi tidak teratur (terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur). Beberapa aritmia dapat mengancam jiwa dan memerlukan pengobatan segera.
-
Gagal Jantung
Kerusakan berulang pada otot jantung akibat iskemia kronis atau serangan jantung yang tidak diobati dapat melemahkan kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gagal jantung. Gagal jantung adalah kondisi kronis di mana jantung tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan darah dan oksigen.
-
Kematian Mendadak
Dalam kasus yang paling parah, angina yang tidak diobati dapat menyebabkan kematian mendadak akibat aritmia fatal atau serangan jantung yang masif.
Pentingnya diagnosis dini dan pengelolaan angina yang efektif tidak bisa dilebih-lebihkan untuk mencegah komplikasi-komplikasi ini dan memastikan kualitas hidup yang lebih baik.
Kapan Harus Mencari Bantuan Medis Darurat?
Meskipun angina dapat dikelola, ada situasi di mana gejala menunjukkan keadaan darurat yang memerlukan perhatian medis segera. Jangan pernah mengabaikan tanda-tanda ini.
- Nyeri dada yang baru timbul, tiba-tiba, dan sangat parah.
- Nyeri dada yang tidak mereda setelah beristirahat atau setelah mengonsumsi dua dosis nitrogliserin dalam interval 5 menit.
- Perubahan pola angina yang signifikan: nyeri yang lebih sering, lebih lama, lebih intens, atau terjadi saat istirahat (menunjukkan angina tidak stabil).
- Nyeri dada disertai dengan gejala seperti sesak napas yang parah, keringat dingin, mual, pusing, atau pingsan.
- Nyeri yang menyebar ke lengan kiri, leher, rahang, atau punggung.
Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda mengalami gejala-gejala ini, segera hubungi nomor darurat medis setempat (misalnya, 112 di Indonesia) atau pergi ke unit gawat darurat terdekat. Jangan mencoba mengemudi sendiri ke rumah sakit. Waktu adalah otot jantung; semakin cepat intervensi diberikan, semakin besar peluang untuk meminimalkan kerusakan jantung.
Kesimpulan
Angina pektoris adalah kondisi medis serius yang tidak boleh diabaikan. Ia merupakan sinyal penting bahwa jantung Anda tidak mendapatkan cukup oksigen, paling sering akibat penyakit arteri koroner. Dengan pemahaman yang mendalam tentang berbagai jenis angina, gejala-gejalanya, faktor risiko, serta pilihan diagnosis dan pengobatan yang tersedia, individu dapat mengambil langkah proaktif untuk melindungi kesehatan jantung mereka.
Pengelolaan angina yang efektif melibatkan kombinasi perubahan gaya hidup sehat, penggunaan obat-obatan yang tepat, dan, jika diperlukan, prosedur medis. Yang paling krusial adalah kepatuhan terhadap rencana perawatan yang disarankan oleh dokter dan kesadaran akan kapan harus mencari bantuan medis darurat. Dengan pendekatan yang komprehensif, banyak penderita angina dapat menjalani kehidupan yang panjang dan berkualitas, meminimalkan risiko komplikasi yang lebih serius.
Ingat, informasi ini bertujuan sebagai panduan umum dan tidak menggantikan nasihat medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan Anda untuk diagnosis, pengobatan, dan pengelolaan angina yang spesifik sesuai kondisi Anda.