Air Tanah: Sumber Kehidupan, Tantangan, dan Konservasi

Pendahuluan: Harta Karun Tersembunyi di Bawah Kaki Kita

Di bawah permukaan tanah yang kita pijak sehari-hari, tersembunyi sebuah sumber daya alam yang tak terlihat namun memiliki peran krusial bagi kelangsungan hidup planet ini dan setiap makhluk di dalamnya: air tanah. Seringkali terlupakan karena keberadaannya yang tak kasat mata, air tanah merupakan bagian integral dari siklus hidrologi global, mengisi akuifer-akuifer raksasa yang berfungsi sebagai reservoir alami terbesar di dunia. Dari air minum yang mengalir di keran rumah kita, irigasi yang menyuburkan lahan pertanian, hingga menjaga keseimbangan ekosistem sungai dan danau, kontribusi air tanah tak terhingga nilainya.

Air tanah adalah air yang terdapat di bawah permukaan tanah di zona saturasi, yaitu zona di mana semua ruang pori batuan atau sedimen terisi penuh oleh air. Keberadaannya sangat penting, terutama di daerah-daerah kering dan semi-kering yang memiliki sumber air permukaan terbatas. Namun, seiring dengan meningkatnya populasi global dan intensifikasi aktivitas manusia, air tanah menghadapi tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Eksploitasi berlebihan, pencemaran yang meluas, dan dampak perubahan iklim mengancam ketersediaan dan kualitasnya, menimbulkan tantangan serius bagi keberlanjutan sumber daya vital ini.

Artikel ini akan membawa kita menyelami dunia air tanah, mulai dari bagaimana ia terbentuk, struktur geologi yang menyimpannya, hingga peran vitalnya bagi kehidupan. Kita juga akan membahas berbagai ancaman yang dihadapinya serta upaya-upaya konservasi dan pengelolaan berkelanjutan yang harus dilakukan untuk memastikan air tanah tetap lestari bagi generasi mendatang. Memahami air tanah bukan hanya tentang ilmu bumi, tetapi juga tentang tanggung jawab kolektif kita terhadap lingkungan dan masa depan kemanusiaan.

Misteri di Bawah Kaki Kita: Apa Itu Air Tanah?

Air tanah, secara fundamental, adalah air yang mengisi pori-pori, retakan, dan rongga-rongga lain di bawah permukaan bumi. Berbeda dengan air permukaan seperti sungai atau danau yang terlihat jelas, air tanah bergerak perlahan melalui lapisan batuan dan sedimen, tersembunyi dari pandangan kita. Namun, volume total air tanah jauh melebihi volume seluruh danau dan sungai di dunia, menjadikannya salah satu reservoir air tawar terbesar dan paling penting.

Siklus Hidrologi dan Peran Air Tanah

Pembentukan air tanah tidak terlepas dari siklus hidrologi yang merupakan proses alami pergerakan air di bumi. Siklus ini melibatkan evaporasi (penguapan), kondensasi (pembentukan awan), presipitasi (hujan atau salju), runoff (aliran permukaan), dan infiltrasi (peresapan ke dalam tanah). Air tanah terbentuk ketika air hujan atau air permukaan meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi dan perkolasi.

Setelah mencapai zona saturasi, air ini menjadi bagian dari air tanah. Air tanah tidak diam; ia bergerak perlahan dari area pengisian (recharge area) – di mana air meresap ke dalam tanah – menuju area pelepasan (discharge area), seperti mata air, sungai, danau, atau laut. Kecepatan pergerakannya sangat bervariasi, dari beberapa sentimeter per hari hingga hanya beberapa meter per tahun, tergantung pada permeabilitas material geologi yang dilewatinya dan gradien hidrolik.

Fungsi air tanah dalam siklus hidrologi sangat vital. Ia bertindak sebagai penyimpan alami yang sangat besar, menstabilkan aliran sungai selama musim kemarau (disebut aliran dasar atau baseflow), dan menyediakan cadangan air yang dapat diandalkan. Tanpa air tanah, banyak sungai akan mengering sepenuhnya di antara periode hujan, dan ekosistem darat akan sangat berbeda.

Diagram Siklus Hidrologi dengan Fokus Air Tanah Diagram menunjukkan awan, hujan, gunung, permukaan tanah, rumah, sumur, sungai, dan laut. Panah-panah menunjukkan evaporasi, hujan, infiltrasi ke air tanah, aliran air tanah menuju sumur dan sungai, serta air tanah sebagai baseflow. Muka Air Tanah Infiltrasi Air Dipompa Sungai Air Tanah Evaporasi
Diagram Siklus Hidrologi menunjukkan pergerakan air dari hujan, infiltrasi ke air tanah, hingga mengalir ke sungai dan laut.

Arsitektur Bawah Tanah: Akuifer dan Zona Air Tanah

Untuk memahami air tanah, kita perlu mengenal struktur geologi yang menyimpannya, yaitu akuifer, serta zona-zona di mana air tanah berada. Akuifer adalah lapisan batuan atau sedimen yang cukup permeabel untuk menyimpan dan menghantarkan air dalam jumlah yang signifikan.

Zona Aerasi dan Zona Saturasi

Profil tanah dan batuan di bawah permukaan bumi dapat dibagi menjadi dua zona utama berdasarkan keberadaan air:

Muka Air Tanah (Water Table)

Muka air tanah adalah permukaan imajiner yang memisahkan zona aerasi dari zona saturasi. Ini adalah titik di mana tekanan air sama dengan tekanan atmosfer. Muka air tanah tidak statis; ia dapat naik saat ada pengisian kembali (misalnya setelah hujan lebat) dan turun saat ada ekstraksi air tanah (melalui sumur) atau selama musim kemarau. Kedalamannya bervariasi dari beberapa sentimeter di dekat sungai atau danau hingga ratusan meter di daerah gurun.

Porositas dan Permeabilitas: Kunci Penyimpanan dan Pergerakan Air

Dua karakteristik penting dari material geologi yang menentukan kemampuannya menyimpan dan mengalirkan air tanah adalah porositas dan permeabilitas.

Akuifer yang baik harus memiliki porositas dan permeabilitas yang tinggi. Material seperti lempung, yang memiliki porositas tinggi tetapi permeabilitas rendah, disebut aquitard atau aquiclude. Material ini menghambat pergerakan air tanah, bertindak sebagai penghalang atau pembatas antara akuifer.

Jenis-Jenis Akuifer

Berdasarkan keberadaan lapisan pembatas (aquiclude atau aquitard), akuifer dapat dibedakan menjadi dua jenis utama:

Pemahaman tentang jenis-jenis akuifer ini sangat penting dalam pengelolaan air tanah, karena memengaruhi bagaimana air dapat diekstraksi, laju pengisian kembalinya, dan kerentanannya terhadap pencemaran.

Ilustrasi Penampang Melintang Jenis-Jenis Akuifer Diagram menunjukkan penampang melintang bumi dengan permukaan tanah, sumur tak tertekan (unconfined well) mencapai akuifer tak tertekan (unconfined aquifer) di mana muka air tanah berfluktuasi. Di bawahnya, terdapat lapisan kedap air (confining layer) dan akuifer tertekan (confined aquifer) yang ditembus oleh sumur tertekan (confined well). Muka Air Tanah Akuifer Tak Tertekan Air Dipompa Sumur Tak Tertekan Lapisan Kedap Air Akuifer Tertekan Air Mengalir Sumur Tertekan Muka Piezometrik Hujan
Ilustrasi penampang melintang menunjukkan akuifer tak tertekan (unconfined) dengan muka air tanah dan akuifer tertekan (confined) di antara lapisan kedap air.

Penyimpan Harta Karun: Jenis-Jenis Material Akuifer

Tidak semua batuan atau sedimen dapat berfungsi sebagai akuifer yang efektif. Kemampuan suatu material geologi untuk menyimpan dan mengalirkan air tanah sangat bergantung pada sifat fisikanya, khususnya porositas dan permeabilitas. Berdasarkan karakteristik materialnya, akuifer dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis:

Akuifer Berbutir (Granular Aquifers)

Ini adalah jenis akuifer yang paling umum dan paling produktif. Mereka terdiri dari material lepas atau batuan sedimen yang belum terkonsolidasi dengan baik, seperti:

Akuifer Rekahan (Fractured Aquifers)

Akuifer ini terbentuk pada batuan beku atau batuan metamorf yang secara intrinsik memiliki porositas primer yang rendah. Namun, keberadaan retakan, patahan, atau rekahan akibat proses tektonik memungkinkan air untuk masuk dan mengalir melalui celah-celah tersebut. Contohnya adalah:

Produktivitas akuifer rekahan sangat bergantung pada jumlah, ukuran, dan konektivitas retakan. Lokasi sumur di akuifer jenis ini memerlukan studi geofisika yang cermat untuk menemukan zona rekahan yang produktif.

Akuifer Karst (Karst Aquifers)

Akuifer karst terbentuk pada batuan karbonat yang larut air, seperti batu gamping dan dolomit. Proses pelarutan ini menciptakan jaringan gua, terowongan, sinkhole, dan saluran bawah tanah yang besar, memungkinkan air mengalir dengan sangat cepat. Ciri khas akuifer karst meliputi:

Setiap jenis akuifer memiliki karakteristik hidrologi yang unik, yang harus dipertimbangkan dalam merancang sumur, mengevaluasi potensi sumber daya, dan mengembangkan strategi pengelolaan air tanah yang efektif.

Air Tanah sebagai Tulang Punggung Kehidupan

Kontribusi air tanah terhadap kehidupan di Bumi tidak dapat diremehkan. Sebagai reservoir air tawar terbesar dan paling terlindungi, ia memainkan peran fundamental dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari kebutuhan dasar manusia hingga menjaga keseimbangan ekosistem.

Sumber Air Minum Utama

Bagi miliaran orang di seluruh dunia, air tanah adalah satu-satunya atau sumber air minum utama yang tersedia. Di banyak wilayah pedesaan dan bahkan perkotaan, sumur pribadi atau sumur komunal menggantungkan pasokannya pada air tanah. Keunggulan air tanah sebagai sumber air minum adalah:

Penyokong Pertanian dan Pangan

Sektor pertanian adalah konsumen air tanah terbesar secara global. Lebih dari 40% irigasi di seluruh dunia bergantung pada air tanah. Di banyak lumbung pangan dunia, seperti India, Tiongkok, dan Amerika Serikat, pompa air tanah bekerja tanpa henti untuk memastikan ketersediaan air bagi tanaman, terutama selama musim kemarau atau di daerah yang curah hujannya tidak menentu. Tanpa air tanah, produksi pangan di banyak wilayah akan terancam, menyebabkan krisis pangan dan kelaparan.

Vital bagi Industri

Berbagai industri, mulai dari pertambangan, manufaktur, pembangkit listrik, hingga produksi makanan dan minuman, sangat bergantung pada air tanah sebagai sumber air proses. Kualitas dan suhu air tanah yang relatif stabil seringkali menjadi pilihan utama bagi kebutuhan industri yang spesifik. Penggunaan air tanah dalam industri ini mendukung ekonomi lokal dan nasional.

Penopang Ekosistem

Air tanah adalah komponen penting bagi kelangsungan ekosistem darat dan akuatik. Banyak lahan basah, mata air, dan bahkan beberapa danau serta sungai menerima pasokan airnya dari air tanah (baseflow). Ekosistem-ekosistem ini mendukung keanekaragaman hayati yang kaya, termasuk spesies flora dan fauna endemik. Ketika muka air tanah turun akibat eksploitasi berlebihan, ekosistem ini bisa kering, mengancam kepunahan spesies dan kerusakan habitat. Selain itu, ada juga ekosistem bawah tanah yang unik (stygofauna) yang sepenuhnya bergantung pada air tanah sebagai habitat mereka.

Penyangga Aliran Sungai (Baseflow)

Seperti yang telah disebutkan, air tanah memainkan peran penting dalam menjaga aliran sungai, terutama selama periode kering. Saat tidak ada hujan, air tanah secara perlahan keluar ke sungai, danau, atau rawa-rawa, mempertahankan aliran dasar yang penting untuk kehidupan akuatik dan sebagai sumber air bagi hilir. Tanpa baseflow dari air tanah, banyak sungai akan mengering dan ekosistem terkait akan runtuh.

Ketahanan Terhadap Musim Kemarau

Di daerah yang rentan terhadap kekeringan dan musim kemarau yang panjang, air tanah berfungsi sebagai cadangan strategis yang vital. Ketika sumber air permukaan mengering, air tanah seringkali menjadi satu-satunya pilihan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Hal ini memberikan ketahanan dan stabilitas bagi masyarakat dan ekonomi di tengah kondisi iklim yang semakin tidak menentu.

Singkatnya, air tanah bukan hanya sekedar air yang ada di bawah tanah. Ia adalah fondasi yang menopang peradaban modern, penjamin ketersediaan pangan, pendorong ekonomi, dan penjaga keindahan serta fungsi ekosistem alami. Melindungi dan mengelola air tanah secara bijaksana adalah investasi untuk masa depan kita semua.

Ancaman Tersembunyi: Tantangan Pengelolaan Air Tanah

Meskipun air tanah adalah sumber daya yang luar biasa penting, ia juga sangat rentan terhadap berbagai ancaman serius yang disebabkan oleh aktivitas manusia dan perubahan lingkungan. Tantangan-tantangan ini memerlukan perhatian dan tindakan segera untuk mencegah kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.

1. Penurunan Muka Air Tanah (Over-ekstraksi)

Ancaman paling umum dan meluas terhadap air tanah adalah ekstraksi berlebihan, yaitu ketika air tanah dipompa keluar lebih cepat daripada laju pengisian kembalinya secara alami. Penurunan muka air tanah yang berkelanjutan dapat memicu serangkaian masalah yang merusak:

a. Subsiden Tanah (Land Subsidence)

Ketika akuifer yang terdiri dari sedimen berbutir halus (seperti lempung atau lanau) dikeringkan, tekanan air yang menopang matriks tanah berkurang. Hal ini menyebabkan sedimen memadat dan lapisan tanah di atasnya turun secara permanen. Subsiden tanah dapat menyebabkan kerusakan serius pada infrastruktur (bangunan retak, jalan ambles, pipa pecah), peningkatan risiko banjir di daerah pesisir, dan hilangnya kapasitas penyimpanan akuifer secara permanen.

b. Intrusi Air Asin (Saltwater Intrusion)

Di wilayah pesisir, air tanah tawar mengapung di atas air laut yang lebih padat di bawah permukaan tanah. Ketika air tawar diekstraksi secara berlebihan, batas antara air tawar dan air asin bergeser ke daratan. Air asin kemudian mencemari sumur-sumur air tawar, membuatnya tidak layak untuk diminum atau irigasi. Proses ini sulit dan mahal untuk dipulihkan, seringkali menyebabkan sumur-sumur harus ditinggalkan.

c. Penurunan Debit Sumur dan Biaya Pemompaan

Dengan menurunnya muka air tanah, sumur-sumur yang ada mungkin perlu diperdalam atau pompa yang lebih besar dan kuat harus dipasang untuk mencapai air. Hal ini meningkatkan biaya energi untuk pemompaan, memberatkan pengguna air tanah, terutama petani dan rumah tangga berpenghasilan rendah. Beberapa sumur bahkan bisa mengering sepenuhnya.

d. Dampak pada Sungai dan Danau

Seperti yang telah dibahas, air tanah berkontribusi pada aliran dasar sungai dan menjaga muka air danau. Penurunan muka air tanah dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan baseflow ini, menyebabkan sungai mengering, danau menyusut, dan ekosistem akuatik yang bergantung padanya terancam.

2. Pencemaran Air Tanah

Pencemaran air tanah adalah masalah yang sangat serius karena setelah terkontaminasi, membersihkan akuifer bisa sangat sulit, mahal, atau bahkan tidak mungkin dilakukan. Sumber pencemaran bisa bervariasi:

a. Sumber Antropogenik (Buatan Manusia)

b. Pencemar Alami

Meskipun air tanah seringkali dianggap bersih, beberapa akuifer secara alami mengandung konsentrasi tinggi dari zat-zat yang dapat berbahaya bagi kesehatan:

Pencemaran air tanah sangat sulit dideteksi karena tidak terlihat dan proses pergerakannya sangat lambat, sehingga dampaknya baru terasa setelah bertahun-tahun atau dekade. Biaya remediasi (pembersihan) sangatlah mahal dan seringkali tidak 100% efektif.

Diagram Sumber-Sumber Pencemaran Air Tanah Diagram menunjukkan permukaan tanah dengan beberapa sumber polusi: pabrik dengan asap, area pertanian dengan traktor, tangki septik, dan tempat pembuangan sampah. Panah-panah menunjukkan bagaimana polutan meresap dari sumber-sumber ini ke dalam lapisan air tanah di bawah. Air Tanah Industri Pertanian Septik Tank TPA Sampah
Diagram ilustrasi sumber-sumber pencemaran air tanah seperti limbah industri, pertanian, dan domestik meresap ke dalam akuifer.

3. Perubahan Iklim

Perubahan iklim global juga memberikan tekanan signifikan pada sumber daya air tanah:

4. Kurangnya Data dan Pengetahuan

Sifat air tanah yang tidak terlihat seringkali menyebabkan kurangnya pemahaman yang memadai tentang dinamikanya. Kurangnya data pemantauan yang komprehensif tentang muka air tanah, kualitas air, dan laju ekstraksi membuat pengelolaan yang efektif menjadi sulit. Pemerintah dan masyarakat mungkin tidak menyadari masalah sampai dampaknya sudah parah.

5. Konflik Penggunaan

Di daerah dengan sumber daya air tanah yang terbatas, seringkali timbul konflik antara berbagai pengguna (misalnya, pertanian, industri, kota, dan kebutuhan lingkungan). Tanpa kerangka peraturan dan mekanisme alokasi yang jelas, konflik ini dapat memperburuk masalah ekstraksi berlebihan.

Menghadapi tantangan-tantangan ini membutuhkan pendekatan multi-aspek yang melibatkan sains, teknologi, kebijakan, dan partisipasi masyarakat. Kegagalan untuk mengatasi masalah ini akan memiliki konsekuensi jangka panjang yang merusak bagi lingkungan, ekonomi, dan kesejahteraan manusia.

Menjaga Harta Karun Bawah Tanah: Upaya Konservasi dan Pengelolaan Berkelanjutan

Mengingat peran krusial air tanah dan berbagai ancaman yang dihadapinya, upaya konservasi dan pengelolaan berkelanjutan menjadi sebuah keharusan. Tujuannya adalah untuk memastikan ketersediaan air tanah yang memadai dalam kualitas yang baik untuk generasi sekarang dan masa depan, sembari menjaga integritas ekosistem.

1. Pemantauan dan Evaluasi Komprehensif

Langkah pertama dalam pengelolaan yang efektif adalah memahami apa yang sedang terjadi di bawah tanah. Ini memerlukan:

2. Regulasi dan Kebijakan yang Kuat

Pemerintah memiliki peran penting dalam membuat dan menegakkan peraturan yang melindungi air tanah:

3. Pengisian Kembali Buatan (Artificial Recharge)

Dalam banyak kasus, pengisian kembali alami tidak cukup untuk mengimbangi ekstraksi. Pengisian kembali buatan adalah teknik yang bertujuan untuk meningkatkan laju infiltrasi air ke dalam akuifer:

Ilustrasi Metode Konservasi Air Tanah Diagram menunjukkan beberapa metode konservasi air tanah: panen air hujan dari atap masuk ke sumur resapan, kolam infiltrasi di permukaan tanah, dan sumur injeksi yang memompa air ke akuifer tertekan di bawah. Air Tanah Sumur Resapan Kolam Infiltrasi Air Diinjeksi Sumur Injeksi
Ilustrasi metode konservasi air tanah seperti panen air hujan dan sumur resapan untuk pengisian kembali akuifer.

4. Pencegahan Pencemaran

Mencegah pencemaran jauh lebih murah dan lebih mudah daripada membersihkannya:

5. Edukasi dan Partisipasi Masyarakat

Kesadaran dan keterlibatan publik sangat penting:

6. Teknologi Inovatif

Penggunaan teknologi dapat membantu dalam pengelolaan air tanah:

7. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (Integrated Water Resources Management - IWRM)

IWRM adalah pendekatan holistik yang mengintegrasikan pengelolaan air tanah dengan air permukaan, mempertimbangkan semua pengguna dan aspek lingkungan. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan ekonomi dan sosial tanpa mengorbankan keberlanjutan ekosistem vital. IWRM melibatkan koordinasi lintas sektoral dan antarlembaga untuk memastikan bahwa keputusan tentang satu sumber air tidak merugikan sumber air lainnya atau pengguna lain.

Dengan menerapkan kombinasi strategi ini, kita dapat berharap untuk melindungi dan melestarikan sumber daya air tanah yang tak ternilai harganya, menjamin keamanan air untuk generasi yang akan datang.

Masa Depan Air Tanah: Inovasi dan Harapan

Melihat tantangan global yang semakin kompleks terkait dengan perubahan iklim, pertumbuhan populasi, dan urbanisasi, masa depan air tanah akan sangat bergantung pada kemampuan kita untuk berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi. Sumber daya vital ini, yang telah menjadi penopang peradaban selama ribuan tahun, kini membutuhkan perlindungan dan pengelolaan yang lebih cerdas dan proaktif.

Peran Teknologi dalam Pengelolaan Air Tanah

Teknologi akan memainkan peran yang semakin sentral dalam memahami, memantau, dan mengelola air tanah. Perkembangan di berbagai bidang akan memberikan solusi baru:

Kolaborasi Global dan Tata Kelola Air Transparan

Air tanah seringkali tidak mengenal batas administratif atau negara. Banyak akuifer melintasi batas-batas politik, menjadikannya isu transnasional. Oleh karena itu, kolaborasi internasional dan tata kelola air yang transparan sangat penting:

Mindset Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular Air

Pergeseran paradigma dari pendekatan ‘ambil-gunakan-buang’ menuju ekonomi sirkular air adalah fundamental. Ini berarti:

Masa depan air tanah tidaklah suram jika kita bertindak sekarang dengan kebijaksanaan dan tekad. Dengan menggabungkan kemajuan teknologi, kebijakan yang kuat, kolaborasi yang erat, dan kesadaran masyarakat yang mendalam, kita dapat memastikan bahwa harta karun tersembunyi ini akan terus mengalir, menopang kehidupan di bumi untuk generasi yang akan datang. Air tanah adalah warisan kita, dan menjaganya adalah tanggung jawab kita bersama.

Kesimpulan: Menghargai dan Melindungi Sumber Kehidupan Bawah Tanah

Air tanah, sang pahlawan tak terlihat di balik kehidupan kita, adalah sumber daya yang tak ternilai harganya. Dari menyediakan air minum bersih, menyuburkan lahan pertanian, menopang ekosistem yang rapuh, hingga menjadi penyangga vital di tengah kekeringan, perannya tak dapat digantikan. Ia adalah fondasi yang memungkingkan peradaban berkembang, dan tanpanya, banyak aspek kehidupan modern akan runtuh.

Namun, ketersembunyian air tanah juga menjadi kelemahan terbesarnya. Diabaikan, dieksploitasi berlebihan, dan dicemari, sumber daya ini menghadapi krisis global yang mendesak. Penurunan muka air tanah, intrusi air asin, subsiden tanah, dan tersebarnya berbagai jenis polutan telah menjadi realitas pahit di banyak belahan dunia. Perubahan iklim semakin memperparah kondisi ini, mengubah pola pengisian kembali akuifer dan meningkatkan tekanan terhadap ketersediaan air.

Menghadapi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang komprehensif dan terpadu. Pemantauan yang akurat dan transparan, regulasi yang ketat namun adaptif, serta inovasi teknologi adalah pilar-pilar penting dalam pengelolaan air tanah yang berkelanjutan. Lebih dari itu, kesadaran dan partisipasi aktif dari setiap individu, komunitas, sektor industri, hingga pemerintah adalah kunci utama. Setiap tetes air tanah yang kita hemat, setiap upaya pencegahan pencemaran yang kita lakukan, dan setiap kebijakan yang mendukung konservasi air tanah, adalah investasi untuk masa depan yang lebih aman dan berkelanjutan.

Melindungi air tanah berarti melindungi kehidupan itu sendiri. Ini adalah warisan yang harus kita jaga dengan sebaik-baiknya untuk generasi mendatang, memastikan bahwa mereka juga dapat menikmati anugerah air bersih dan melimpah dari bawah tanah.