Dalam setiap langkah kehidupan, baik itu perjalanan pribadi, karir profesional, maupun interaksi sosial, kita secara sadar atau tidak sadar selalu mencari sesuatu untuk dijadikan pegangan. Sesuatu yang kita sebut sebagai acuan. Acuan bukan sekadar referensi atau standar yang statis, melainkan sebuah fondasi dinamis yang memandu pemikiran, tindakan, dan keputusan kita. Ia adalah kompas yang menunjukkan arah, jangkar yang memberikan stabilitas, dan cermin yang merefleksikan identitas serta nilai-nilai yang kita anut. Tanpa acuan yang jelas, perjalanan hidup bisa terasa seperti berlayar di lautan tanpa peta, mudah tersesat dalam gelombang ketidakpastian.
Artikel ini akan mengupas tuntas tentang hakikat acuan, mengapa ia begitu esensial bagi kesuksesan dan pertumbuhan, serta bagaimana kita dapat membangun dan memanfaatkannya secara efektif dalam berbagai aspek kehidupan. Kita akan menjelajahi berbagai jenis acuan, dari yang bersifat personal hingga profesional, etika hingga ilmiah, dan bagaimana setiap acuan tersebut memainkan peran krusial dalam membentuk diri kita dan dunia di sekitar kita. Mari kita selami lebih dalam dunia acuan, sebuah konsep yang mungkin sering kita abaikan, namun sejatinya adalah pilar utama dari setiap pencapaian dan evolusi diri.
Sebelum melangkah lebih jauh, sangat penting untuk memiliki pemahaman yang komprehensif tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan acuan. Istilah "acuan" seringkali digunakan secara bergantian dengan kata-kata seperti standar, patokan, pedoman, referensi, atau tolok ukur. Meskipun semua istilah ini memiliki keterkaitan, acuan memiliki makna yang lebih dalam dan menyeluruh. Acuan adalah titik referensi fundamental atau prinsip dasar yang digunakan untuk mengukur, membandingkan, mengevaluasi, atau membimbing suatu tindakan, keputusan, atau pemahaman.
Ia bukan sekadar aturan kaku yang harus diikuti, melainkan sebuah kerangka kerja yang memberikan konteks dan makna bagi segala sesuatu yang kita lakukan. Acuan bisa berupa nilai-nilai moral, standar kinerja, tujuan pribadi, kode etik, data ilmiah, atau bahkan pengalaman masa lalu. Keberadaan acuan ini memungkinkan kita untuk tidak hanya bergerak maju, tetapi juga untuk bergerak maju dengan arah dan tujuan yang jelas, serta kemampuan untuk menilai efektivitas dari pergerakan tersebut.
Acuan adalah landasan yang kita gunakan untuk memahami dunia dan posisi kita di dalamnya. Bayangkan seorang arsitek yang merancang sebuah bangunan; ia tidak akan mulai membangun tanpa cetak biru, standar keamanan, dan kode bangunan. Cetak biru, standar, dan kode tersebut adalah acuan yang memastikan bahwa bangunan tersebut tidak hanya berdiri, tetapi juga aman, fungsional, dan estetis. Demikian pula dalam hidup, kita memerlukan "cetak biru" dan "kode" kita sendiri.
Acuan hadir dalam berbagai bentuk dan dimensi, mempengaruhi setiap aspek kehidupan kita. Memahami berbagai jenis acuan dapat membantu kita mengidentifikasi mana yang relevan dalam situasi tertentu.
Keberadaan acuan sangat vital karena beberapa alasan mendasar:
Tanpa acuan, hidup bisa menjadi kacau, penuh ketidakpastian, dan rentan terhadap kesalahan berulang. Acuan adalah jangkar yang menahan kita saat badai dan mercusuar yang memandu kita ke pelabuhan aman.
Pengembangan diri adalah sebuah perjalanan seumur hidup yang membutuhkan kesadaran, komitmen, dan yang terpenting, acuan yang kuat. Tanpa acuan yang jelas, upaya untuk mengembangkan diri bisa menjadi tidak terarah dan kurang efektif. Acuan dalam konteks pengembangan diri adalah prinsip, nilai, dan tujuan yang kita tetapkan untuk diri sendiri, yang memandu kita untuk menjadi versi terbaik dari diri kita.
Salah satu acuan paling penting dalam pengembangan diri adalah tujuan hidup. Ini bukan sekadar keinginan, melainkan visi yang jelas tentang siapa Anda ingin menjadi dan apa yang ingin Anda capai. Tujuan hidup, visi pribadi, dan nilai inti berfungsi sebagai kompas yang tak tergantikan. Mereka menjadi acuan utama untuk setiap keputusan besar maupun kecil dalam hidup Anda.
Contoh: Memiliki acuan untuk hidup bermakna mungkin berarti Anda selalu mencari peluang untuk membantu orang lain atau belajar hal baru, karena kedua hal tersebut selaras dengan nilai-nilai inti Anda.
Dunia terus berubah, dan untuk tetap relevan serta terus bertumbuh, kita harus menjadikan pembelajaran sebagai acuan yang tidak terpisahkan dari hidup. Acuan untuk selalu haus akan ilmu pengetahuan dan beradaptasi adalah kunci. Ini melibatkan:
Acuan ini tidak hanya relevan dalam pendidikan formal, tetapi juga dalam membaca buku, mengikuti kursus online, mendengarkan podcast, atau bahkan dari percakapan dengan orang lain. Setiap interaksi dan informasi bisa menjadi acuan baru untuk pengembangan diri.
Kualitas hidup kita sebagian besar ditentukan oleh kebiasaan kita. Menetapkan acuan untuk mengembangkan kebiasaan positif adalah langkah krusial dalam pengembangan diri. Kebiasaan seperti disiplin, kesehatan fisik dan mental yang baik, serta manajemen waktu yang efektif, semuanya berakar pada acuan yang kita tetapkan.
Acuan ini membentuk karakter. Seseorang yang memiliki acuan untuk disiplin dalam latihan fisik akan cenderung memiliki ketahanan dan fokus yang lebih baik dalam aspek kehidupan lainnya juga.
Tanpa evaluasi, kita tidak akan tahu apakah kita berada di jalur yang benar atau tidak. Acuan untuk melakukan refleksi rutin adalah elemen penting dalam pengembangan diri. Ini melibatkan:
Proses ini seperti seorang atlet yang terus-menerus meninjau rekaman pertandingannya untuk mencari acuan bagi perbaikan kinerja di masa depan. Tanpa proses evaluasi diri, pertumbuhan akan stagnan.
Tidak ada perjalanan pengembangan diri yang mulus tanpa hambatan. Cara kita menghadapi kegagalan dan tantangan adalah acuan penting dari kekuatan karakter kita. Resiliensi, atau kemampuan untuk bangkit dari kesulitan, adalah keterampilan yang dapat dikembangkan dengan menjadikan setiap kegagalan sebagai acuan untuk belajar.
Dengan menjadikan setiap pengalaman, baik sukses maupun gagal, sebagai acuan untuk pertumbuhan, kita membangun fondasi yang kokoh untuk pengembangan diri yang berkelanjutan. Ini memastikan bahwa kita tidak hanya menjadi lebih baik, tetapi juga lebih bijaksana dan lebih kuat seiring waktu.
Dalam lanskap karir yang kompetitif dan terus berubah, memiliki acuan yang jelas adalah kunci untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dan mencapai keunggulan profesional. Acuan dalam konteks ini meliputi standar etika, praktik terbaik industri, tujuan kinerja, dan komitmen terhadap pembelajaran berkelanjutan. Acuan ini membentuk identitas profesional kita, memandu keputusan kita di tempat kerja, dan menentukan dampak yang kita berikan.
Integritas dan etika adalah fondasi dari setiap karir yang sukses dan berkelanjutan. Menjadikan etika kerja sebagai acuan utama berarti kita berkomitmen pada kejujuran, tanggung jawab, dan profesionalisme dalam setiap aspek pekerjaan kita. Ini jauh lebih dari sekadar mematuhi aturan; ini adalah tentang bagaimana kita berinteraksi dengan rekan kerja, klien, dan pemangku kepentingan lainnya.
Sebuah karir yang dibangun di atas acuan etika yang kuat akan lebih tahan lama dan lebih memuaskan, karena fondasinya kokoh dan dihargai oleh orang lain.
Setiap industri memiliki standar dan praktik terbaiknya sendiri yang berfungsi sebagai acuan untuk kualitas dan efisiensi. Untuk menjadi seorang profesional yang unggul, penting untuk tidak hanya mengikuti standar ini, tetapi juga berusaha untuk melampauinya. Ini melibatkan:
Dengan secara aktif mencari dan menerapkan acuan industri, seorang profesional tidak hanya memastikan bahwa pekerjaannya memenuhi persyaratan dasar, tetapi juga terus-menerus meningkatkan nilai yang diberikannya.
Di era perubahan yang serba cepat, kemampuan untuk berinovasi dan beradaptasi telah menjadi acuan vital bagi setiap profesional. Ini bukan tentang menolak acuan yang ada, melainkan menggunakannya sebagai titik tolak untuk perbaikan dan penemuan baru.
Profesional yang sukses menjadikan inovasi sebagai acuan, selalu mencari cara yang lebih baik, lebih cepat, atau lebih efisien untuk melakukan sesuatu. Mereka melihat perubahan bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai peluang untuk menerapkan acuan baru yang lebih baik.
Dalam lingkungan kerja modern, kemampuan untuk berkolaborasi secara efektif dan menunjukkan kepemimpinan, terlepas dari posisi hierarkis, adalah acuan penting lainnya. Menjadi seorang pemimpin berarti menjadi acuan bagi tim Anda, memimpin dengan contoh, dan membangun lingkungan kerja yang positif dan produktif.
Seorang pemimpin yang baik tidak hanya memberikan instruksi, tetapi juga menjadi acuan moral dan inspirasional bagi timnya, mendorong mereka untuk mencapai potensi penuh mereka.
Dunia kerja terus berevolusi, dan keterampilan yang relevan hari ini mungkin tidak akan relevan besok. Oleh karena itu, menjadikan pengembangan keterampilan sebagai acuan berkelanjutan adalah suatu keharusan. Ini berarti secara proaktif mengidentifikasi keterampilan yang relevan dan terus mengasahnya.
Profesional yang sukses memahami bahwa karir adalah perjalanan belajar tanpa akhir. Mereka terus-menerus mengkalibrasi ulang acuan keterampilan mereka untuk memastikan mereka tetap relevan dan berharga di pasar kerja yang dinamis.
Manusia adalah makhluk sosial. Kualitas hubungan kita dengan orang lain secara signifikan mempengaruhi kebahagiaan dan kesejahteraan kita. Dalam interaksi sosial, acuan berperan sebagai pedoman tak tertulis yang membentuk cara kita berkomunikasi, berempati, membangun kepercayaan, dan menyelesaikan konflik. Acuan-acuan ini tidak hanya berlaku dalam hubungan pribadi, tetapi juga dalam kontribusi kita terhadap komunitas yang lebih luas.
Komunikasi adalah inti dari setiap hubungan. Acuan untuk komunikasi yang efektif berarti kita tidak hanya berfokus pada apa yang ingin kita sampaikan, tetapi juga pada bagaimana pesan kita diterima dan dipahami. Ini adalah keterampilan yang melibatkan mendengarkan secara aktif, berbicara jujur, dan menunjukkan empati.
Dengan menjadikan komunikasi efektif sebagai acuan, kita dapat mengurangi kesalahpahaman, membangun kedekatan emosional, dan memperkuat ikatan hubungan.
Kepercayaan adalah fondasi dari semua hubungan yang sehat. Kepercayaan dibangun dari konsistensi tindakan yang selaras dengan nilai-nilai dan komitmen. Konsistensi dalam memegang acuan adalah cara utama untuk menumbuhkan kepercayaan.
Hubungan yang kekurangan kepercayaan akan selalu rapuh. Dengan secara konsisten bertindak sesuai dengan acuan kepercayaan, kita membangun fondasi yang kokoh untuk hubungan jangka panjang.
Konflik adalah bagian tak terhindarkan dari setiap hubungan. Yang membedakan hubungan yang sehat adalah bagaimana konflik tersebut diselesaikan. Menggunakan prinsip-prinsip keadilan dan saling pengertian sebagai acuan dalam resolusi konflik sangatlah penting.
Resolusi konflik yang efektif, dengan acuan yang tepat, dapat memperkuat hubungan daripada merusaknya, karena menunjukkan bahwa Anda menghargai hubungan tersebut lebih dari sekadar perselisihan.
Beyond hubungan pribadi, kita juga memiliki tanggung jawab terhadap komunitas kita. Menjadikan kontribusi sosial sebagai acuan berarti kita berupaya menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan memberikan dampak positif.
Dengan menjadikan kontribusi sosial sebagai acuan, kita tidak hanya memperkaya kehidupan orang lain, tetapi juga menemukan makna dan tujuan yang lebih dalam dalam hidup kita sendiri. Kita menjadi acuan positif bagi generasi mendatang.
Setiap hari, kita dihadapkan pada pilihan, mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks. Kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat adalah salah satu keterampilan terpenting dalam hidup, dan ini sangat bergantung pada acuan yang kita gunakan. Acuan dalam pengambilan keputusan adalah prinsip, data, dan nilai yang memandu kita untuk memilih jalan terbaik di antara berbagai opsi.
Keputusan yang baik jarang dibuat berdasarkan asumsi atau emosi semata. Menggunakan data dan fakta sebagai acuan adalah fundamental untuk pengambilan keputusan yang rasional dan efektif. Ini berarti mencari informasi yang akurat dan relevan untuk mendukung atau membantah suatu opsi.
Ketika keputusan didasarkan pada acuan data yang kuat, kemungkinannya untuk berhasil jauh lebih tinggi. Ini menghindari jebakan "perasaan" atau "tebakan" yang seringkali menyesatkan.
Meskipun data penting, keputusan terbaik juga harus selaras dengan prinsip dan nilai-nilai Anda. Prinsip dan nilai pribadi atau organisasi berfungsi sebagai filter moral, memastikan bahwa pilihan yang Anda buat etis dan selaras dengan identitas Anda.
Keputusan yang mungkin secara rasional masuk akal tetapi melanggar nilai-nilai inti Anda dapat menyebabkan penyesalan dan konflik internal. Oleh karena itu, menggunakan nilai sebagai acuan adalah kunci untuk keputusan yang holistik.
Keputusan yang baik tidak hanya menyelesaikan masalah saat ini, tetapi juga mempertimbangkan konsekuensi jangka panjangnya. Menjadikan dampak jangka panjang sebagai acuan berarti Anda tidak hanya mencari solusi cepat, tetapi juga solusi yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Keputusan yang berfokus pada jangka pendek tanpa acuan jangka panjang dapat menyebabkan masalah yang lebih besar di kemudian hari. Oleh karena itu, pandangan jauh ke depan adalah acuan penting.
Setiap keputusan datang dengan risiko tertentu. Menggunakan analisis risiko sebagai acuan berarti Anda secara sadar mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merencanakan mitigasi potensi risiko yang terkait dengan setiap opsi.
Dengan menerapkan acuan analisis risiko, Anda dapat membuat keputusan yang lebih informasi dan mengurangi kemungkinan hasil yang tidak diinginkan, bahkan dalam situasi yang paling tidak pasti sekalipun.
Tantangan dan perubahan adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan. Baik itu perubahan karir, krisis pribadi, atau transformasi global, kemampuan untuk menavigasi periode ketidakpastian ini dengan efektif sangat penting. Dalam menghadapi dinamika ini, acuan bukan lagi sekadar pedoman statis, melainkan menjadi jangkar dan kompas yang fleksibel, yang membantu kita tetap teguh pada nilai-nilai inti sambil beradaptasi dengan realitas baru.
Salah satu aspek terpenting dalam menghadapi perubahan adalah memahami bahwa tidak semua acuan harus tetap kaku. Ada saatnya kita harus berpegang teguh pada prinsip dan nilai inti kita, tetapi ada juga saatnya kita perlu menyesuaikan acuan kita untuk beradaptasi dengan keadaan baru.
Fleksibilitas ini bukan berarti tanpa prinsip, melainkan prinsip yang memungkinkan adaptasi cerdas. Acuan yang terlalu kaku dapat menghambat pertumbuhan dan menyebabkan stagnasi, sementara acuan yang terlalu lentur dapat menghilangkan arah.
Ketika tantangan datang, resiliensi adalah kemampuan untuk tidak hanya bertahan tetapi juga bangkit lebih kuat. Acuan resiliensi melibatkan cara pandang kita terhadap kesulitan dan respons kita terhadapnya.
Setiap kali kita menghadapi tantangan dan berhasil melewatinya, kita tidak hanya menguji kekuatan acuan kita, tetapi juga memperkuatnya, menjadikannya lebih tangguh untuk tantangan di masa depan.
Perubahan seringkali membawa peluang untuk inovasi. Acuan untuk selalu mencari cara yang lebih baik, lebih efisien, atau lebih kreatif dalam melakukan sesuatu adalah kunci untuk tidak menjadi stagnan. Ini berarti melihat tantangan sebagai katalisator untuk perbaikan.
Organisasi dan individu yang paling sukses dalam menghadapi perubahan adalah mereka yang menjadikan inovasi sebagai acuan inti mereka, bukan sekadar respons terhadap krisis.
Kegagalan bukanlah akhir, melainkan sebuah titik data yang berharga. Setiap kesalahan, setiap kemunduran, adalah acuan yang sangat penting untuk kalibrasi ulang kompas kita. Tanpa belajar dari kegagalan, kita cenderung mengulanginya.
Dengan memandang kegagalan sebagai acuan untuk pertumbuhan, kita mengubahnya dari pengalaman negatif menjadi katalisator positif untuk kesuksesan di masa mendatang. Acuan yang kuat tidak takut akan kegagalan, melainkan belajar darinya.
Setelah memahami pentingnya dan berbagai jenis acuan, langkah selanjutnya adalah secara sadar membangun acuan pribadi yang kuat dan efektif untuk diri Anda sendiri. Ini adalah proses refleksi mendalam dan perencanaan yang disengaja. Acuan pribadi yang kokoh akan menjadi fondasi bagi semua aspek kehidupan Anda, memberikan arah, makna, dan stabilitas.
Langkah pertama dalam membangun acuan pribadi adalah mengidentifikasi nilai-nilai inti Anda. Ini adalah prinsip-prinsip yang paling Anda hargai dan yang memotivasi tindakan Anda. Nilai-nilai ini akan menjadi acuan fundamental yang membentuk semua keputusan Anda.
Nilai-nilai inti ini akan menjadi acuan utama Anda. Ketika dihadapkan pada pilihan, Anda dapat bertanya pada diri sendiri: "Apakah pilihan ini selaras dengan nilai-nilai inti saya?"
Dengan nilai-nilai inti yang jelas, langkah selanjutnya adalah mendefinisikan visi dan misi pribadi Anda. Ini memberikan gambaran yang lebih besar tentang tujuan dan arah hidup Anda, berfungsi sebagai acuan jangka panjang.
Visi dan misi Anda adalah acuan jangka panjang yang akan memandu Anda melalui pasang surut kehidupan, membantu Anda tetap fokus pada apa yang benar-benar penting.
Visi dan misi yang besar perlu dipecah menjadi tujuan-tujuan yang lebih kecil dan dapat dicapai. Menggunakan kerangka kerja tujuan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) adalah acuan yang efektif untuk menetapkan tujuan.
Tujuan SMART memberikan acuan langkah demi langkah yang konkret, memungkinkan Anda untuk melacak kemajuan dan tetap termotivasi.
Acuan pribadi bukanlah sesuatu yang Anda buat sekali lalu lupakan. Acuan perlu dipelihara, ditinjau, dan disesuaikan secara berkala. Dunia berubah, dan Anda pun berubah. Oleh karena itu, refleksi dan penyesuaian adalah bagian integral dari proses ini.
Dengan melakukan refleksi dan penyesuaian, Anda memastikan bahwa acuan pribadi Anda tetap hidup, relevan, dan terus mendukung pertumbuhan dan kesuksesan Anda.
Anda tidak perlu membangun acuan pribadi dalam isolasi. Mencari mentor, membaca biografi orang-orang sukses, atau mempelajari filosofi yang berbeda dapat memberikan acuan eksternal yang berharga.
Memanfaatkan acuan eksternal membantu Anda memperluas perspektif dan belajar dari pengalaman orang lain, memperkaya acuan pribadi Anda sendiri.
Sejarah dipenuhi dengan individu dan organisasi yang telah mencapai kesuksesan luar biasa dengan berpegang pada acuan yang kuat. Kisah-kisah mereka berfungsi sebagai inspirasi dan acuan bagi kita semua, menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip yang kokoh dapat menghasilkan dampak yang langgeng.
Mahatma Gandhi adalah salah satu tokoh paling berpengaruh di abad ke-20. Acuan utamanya adalah Satyagraha, sebuah filosofi dan praktik perlawanan tanpa kekerasan yang berlandaskan pada kebenaran dan kekuatan jiwa. Gandhi secara konsisten menerapkan acuan ini dalam perjuangannya untuk kemerdekaan India dari penjajahan Inggris.
Kisah Gandhi menunjukkan bahwa acuan moral yang kuat, ketika dipegang teguh, dapat mengubah dunia.
Steve Jobs, salah satu pendiri Apple, menjadikan inovasi radikal dan desain yang berpusat pada pengguna sebagai acuan utama perusahaannya. Acuan ini terlihat jelas dalam setiap produk Apple, mulai dari Macintosh hingga iPhone.
Apple menjadi raksasa teknologi karena berpegang pada acuan inovasi dan desain yang tak tergoyahkan, menetapkan standar baru untuk seluruh industri.
Patagonia, perusahaan pakaian dan perlengkapan luar ruangan, dikenal tidak hanya karena kualitas produknya tetapi juga karena komitmennya yang mendalam terhadap keberlanjutan lingkungan dan tanggung jawab sosial. Ini adalah acuan inti dari model bisnis mereka.
Patagonia membuktikan bahwa profitabilitas dan tanggung jawab sosial dapat berjalan beriringan, dengan keberlanjutan sebagai acuan utama yang membentuk setiap keputusan bisnis mereka.
Studi kasus ini menyoroti bagaimana acuan, baik itu prinsip moral, inovasi, atau tanggung jawab sosial, tidak hanya memandu individu dan organisasi menuju kesuksesan, tetapi juga menciptakan warisan yang menginspirasi dan memengaruhi dunia secara positif.
Perjalanan kita melalui konsep acuan telah mengungkapkan betapa esensialnya ia dalam setiap dimensi kehidupan. Dari pengembangan diri hingga karir profesional, dari hubungan sosial hingga pengambilan keputusan, dan dari menghadapi tantangan hingga mencapai pertumbuhan, acuan adalah benang merah yang mengikat semua aspek ini menjadi satu kesatuan yang koheren.
Acuan berfungsi sebagai kompas yang tak tergantikan, menuntun kita melewati samudra pilihan dan ketidakpastian menuju tujuan yang telah kita tetapkan. Ia adalah jangkar yang memberikan stabilitas, menahan kita agar tidak terombang-ambing oleh arus tren sesaat atau godaan yang tidak selaras dengan nilai-nilai kita. Lebih dari itu, acuan adalah pemacu yang mendorong kita untuk terus berinovasi, beradaptasi, dan melampaui batasan diri, selalu mencari versi terbaik dari apa yang mungkin.
Tanpa acuan yang jelas, hidup bisa terasa seperti labirin tanpa peta, penuh kebingungan dan keputusan yang tergesa-gesa. Namun, dengan acuan yang kuat, kita tidak hanya memiliki arah yang jelas, tetapi juga fondasi yang kokoh untuk membangun kehidupan yang bermakna, produktif, dan memuaskan. Acuan bukan tentang batasan, melainkan tentang pembebasan—pembebasan dari ketidakpastian dan pembebasan untuk mencapai potensi penuh kita.
Maka, mari kita secara sadar meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, membangun, dan memelihara acuan pribadi dan profesional kita. Mari kita jadikan nilai-nilai inti, tujuan hidup, standar etika, dan prinsip keberlanjutan sebagai acuan utama yang memandu setiap langkah. Dengan demikian, kita tidak hanya akan menemukan kesuksesan dalam arti yang paling luas, tetapi juga akan bertumbuh menjadi individu dan komunitas yang lebih bijaksana, tangguh, dan memberikan dampak positif bagi dunia di sekitar kita. Acuan adalah hadiah terbesar yang dapat kita berikan kepada diri sendiri dan kepada masa depan.